KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang dalam
kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Pemurah, karena berkat kemurahanNya
makalah ini dapat saya selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam makalah ini
kami membahas “ILMU BUDAYA DASAR”, suatu ilmu yang didalamnya memperlajari
tentang berbagai macam hal yg berkaitan dengan kebudaayan yang ada pada
masyarakat.
Makalah ini dibuat
dalam rangka memperdalam tugas mata kuliah saya yaitu “ILMU BUDAYA DASAR” yang dimana didalamnya terdapat bebrbagai sub
bab yang berkaitan dengan ilmu budaya yang biasa dipelajari dalam kehidupan
sehari-hari.
Dalam proses pendalaman materi ini, tentunya saya mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi dan saran, untuk itu rasa terima kasih yang dalam-dalamnya kami sampaikan” : Diyanti, ST, selaku dosen mata kuliah “ILMU BUDAYA DASAR”, rekan-rekan mahasiwa yang telah banyak memberikan masukan untuk makalah ini.
Demikian makalah ini saya buat, semoga bermanfaat. Terima Kasih..
Dalam proses pendalaman materi ini, tentunya saya mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi dan saran, untuk itu rasa terima kasih yang dalam-dalamnya kami sampaikan” : Diyanti, ST, selaku dosen mata kuliah “ILMU BUDAYA DASAR”, rekan-rekan mahasiwa yang telah banyak memberikan masukan untuk makalah ini.
Demikian makalah ini saya buat, semoga bermanfaat. Terima Kasih..
Bekasi, 17 Oktober 2014
DAFTAR ISI
BAB I
ISD SEBAGAI SALSAH SATU MKDU........................................................................................ 3
1.1. Pengertian,
Tujuan, ISD dan IPS................................................................................................ 3
1.2. ISD
dan IPS................................................................................................................................ 3
1.3. Ruang
Lingkup ISD.................................................................................................................... 4
BAB
II
MANUSIA
DAN KEBUDAYAAN............................................................................................ 5
2.1 Manusia................................................................................................................................... 5
2.2 Hakekat Manusia.................................................................................................................... 6
2.3.Kepribadian
Bangsa Timur.................................................................................................... 6
2.4.Pengertian
kebudayaan.......................................................................................................... 8
2.5.Unsur-unsur
kebudayaan........................................................................................................ 9
2.6.Wujud
kebudayaan................................................................................................................. 11
2.7.Orientasi
Nilai Budaya........................................................................................................... 11
2.8.Perubahan
Kebudayaan.......................................................................................................... 11
2.9.Kaitan
Manusia dan kebudayaan........................................................................................... 13
BAB
III
KONSEPSI
ILMU BUDAYA DASAR DALAM KESUSASTRAAN.................................... 14
3.1 Pendidikan
Kesusastraan........................................................................................................
14
3.2 Ilmu Budaya
Dasar yang Dihubungkan dengan Prosa............................................................ 16
3.3 Nilai-Nilai
dalam Prosa Fiksi.................................................................................................. 17
3.4
Ilmu Budaya Dasar yang dihubungkan dengan puisi.............................................................. 18
BAB IV
MANUSIA DAN CINTA
KASIH.............................................................................................. 20
4.1 Pengrtian Cinta
Kasih............................................................................................................. 20
4.2. Cinta menurut ajaran agama.................................................................................................. 22
4.3. Kasih sayang......................................................................................................................... 24
4.4. Kemesraan............................................................................................................................. 25
4.5. Pemujaan................................................................................................................................ 26
4.6. Belas Kasihan......................................................................................................................... 27
4.7. Cinta Kasih Erotis................................................................................................................... 27
BAB
V
PENUTUP................................................................................................................................... 28
BAB I
IBD Sebagai Salah Satu MKDU
1.1 Pengertian, Tujuan, ISD dan IPS
• Pengertian ISD
ISD merupakan pengetahuan yang menelaah masalah sosial dari berbagai ilmu
pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu-ilmu seperti ekonomi, geografi,
antropologi dan psikologi.
• Tujuan ISD
ISD bertujuan memahami dan menyadari adanya kenyataan sosial di dalam
masyarakat, peka terhadap masalah sosial serta tanggapan dalam
penanggulangannya dan menyadari masalah sosial bersifat kompleks.
• 3 Kelompok Ilmu
Pengetahuan
ISD dan IPS ini memiliki tiga kelompok ilmu pengetahuan yaitu :
A.
Natural Sciences (Ilmu Alamiah) meliputi Fisika, Biologi, Kimia, dan
Astronomi
B. Sosial Sciences (Ilmu Sosial) meliputi Sosiologi, Ekonomi, Sejarah, Politik, Antropologi, Psikologi, dan Geografi
C. Humanities (Ilmu Budaya) meliputi Bahasa, Agama, Kesusastraan, dan Kesenian
B. Sosial Sciences (Ilmu Sosial) meliputi Sosiologi, Ekonomi, Sejarah, Politik, Antropologi, Psikologi, dan Geografi
C. Humanities (Ilmu Budaya) meliputi Bahasa, Agama, Kesusastraan, dan Kesenian
1.2 ISD dan IPS
• Perbedaan ISD dan IPS
• Perbedaan ISD dan IPS
ISD dan IPS ini memiliki perbedaan, Adapun perbedaannya antara lain :
a.
ISD diberikan di PT sedangkan IPSdiberikan di sekolah dasara dan
lanjutan
b. ISD merupakan satu mata kuliah tunggal sedangkan IPS merupakan kelompok dari sejumlah
b. ISD merupakan satu mata kuliah tunggal sedangkan IPS merupakan kelompok dari sejumlah
b.
mata pelajaran
c. Keduanya mempunyai
materi yang terdiri dari kenyataan dan masalah social
• Persamaan ISD dan IPS
Persamaannya ISD maupun IPS merupakan bahan studi untuk kepentingan
pendidikan dan berdiri sendiri dalam disiplin ilmu.
1.3 Ruang Lingkup ISD
1.3 Ruang Lingkup ISD
• 3 Golongan Bahan
Pelajaran ISD
ISD tersebut melingkupi kegiatan sosial dalam masyarakat, konsep
atau pengertiannya tentang kenyataan sosial, dan masalah yang timbul dalam
masyarakat.
BAB 2
Manusia dan Kebudayaan
2.1 MANUSIA
•
Unsur-Unsur yang Membangun Manusia
Dalam ilmu eksakta, manusia dipandng
sebagai kumpulan dari partikel-partikel atom yang membentuk
jaringan-jaringan sistem yang dimiliki oleh manusia (ilmu kimia), manusia
merupakan kumpulan dari berbagai sistem fisik yang saling terkait satu sama
lain dan merupakan kumpulan dari energi (ilmu fisika), manusia merupakan makhluk
biologisyang tergolong dalam golongan makhluk mamalia (biologi).
Dalam ilmu-ilmu sosial manusia
merupakanmakhluk yang ingin memperoleh keuntungan atau selalu memperhitungkan
setiap kegiatan, sering disebut homo economicus (ilmu ekonomi), manusia merupakan
makhluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri (sosiologi), makhluk yang
selalu ingin mempunyai kekuasaan (politik) makhluk yang berbudaya, sering
disebut homo-humanus (filsafat), dan lain sebagainya.
Ada dua pandangan yang akan kita jadikan acuan untuk menjelaskan tentang unsur-unsur yang membangun manusia, yaitu :
Ada dua pandangan yang akan kita jadikan acuan untuk menjelaskan tentang unsur-unsur yang membangun manusia, yaitu :
1) Manusia terdiri dari empat unsur terkait :
a. Jasad
b. Hayat
c. Ruh
d. Nafs
2) Manusia sebagai satu kepribadian mengandung tiga unsur, yaitu :
a. Id, merupakan libido murni,atau energi psikis yang menunjukkan ciri alami yang irrasional dan terkait dengan sex, yang secara instingtual menentukan proses-proses ketidaksadaran (unconcious). Terkurung dari realitas dan pengaruh sosial, Id diatur oleh prinsip kesenangan, mencari kepuasan instingsual libidinal yang harus dipenuhi baik secara langsung melalui pengalaman seksual, atau tidak langsung melalui mimpi atau khayalan.
b. Ego, merupakan bagian atau struktur kepribadian yang pertama kali dibedakan dari Id, seringkali disebut sebagai kepribadian “eksekutif” karena peranannya dalam menghubungkan energi Id ke dalam saluran sosial yang dapat dimengerti oleh orang lain.
c. Superego, merupakan kesatuan standar-standar moral yang diterima oleh ego dari sejumlah agen yang mempunyai otoritas di dalam lingkungan luar diri, biasanya merupakan asimilasi dari pandangan-pandangan orang tua.
2.2
HAKEKAT MANUSIA
• Hakekat Manusia
Hakikat manusia adalah peran ataupun fungsi
yang harus dijalankan oleh setiap manusia. Kata manusia berasal dari kata
” manu ” dari bahasa Sanksekerta atau ” mens ”
dari bahasa Latin yang berarti berpikir, berakal budi, atau bisa juga dikatakan
” homo ” yang juga berasal dari bahasa Latin.
• Perbedaan
Manusia dengan Makhluk Lain
Hal yang paling penting dalam membedakan manusia
dengan makhluk lainnya adalah dapat dikatakan bahwa manusia dilengkapi dengan
akal, pikiran, perasaan dan keyakinan untuk mempertinggi kualitas hidupnya di
dunia. Manusia merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki
derajat paling tinggi di antara ciptaan yang lain.
2.3 KEPRIBADIAN
BANGSA TIMUR
• Kepribadian
Bangsa Timur
Francis L.K Hsu, sarjana Amerika keturunan Cina yang mengkombinasikan
dalam dalam dirinya keahlian di dalam ilmu antropologi, ilmu psikologi, ilmu
filsafat dan kesusastraan cina klasik.
Ilmu psikologi yang memang berasal dan timbul dalam masyarakat Barat, dimana konsep individu itu mengambil tempat yang amat penting.
Ilmu psikologi yang memang berasal dan timbul dalam masyarakat Barat, dimana konsep individu itu mengambil tempat yang amat penting.
Biasanya menganalisis jiwa manusia
dengan terlampaui banyak menekan kepada pembatasan konsep individu sebagai
kesatuan analisis tersendiri.
Untuk menghindari pendekatan terhadap jiwa manusia itu, hanya sebagai subyek yang terkandung dlam batas individu yang terisolasi, maka Hsu telah mengembangkan suatu konsepsi, bahwa dalam jiwa manusia sebagai makhluk sosial budaya itu mengandung delapan daerah yang seolah-olah seperti lingkaran-lingkaran konsentris sekitar dan pribadi.
Untuk menghindari pendekatan terhadap jiwa manusia itu, hanya sebagai subyek yang terkandung dlam batas individu yang terisolasi, maka Hsu telah mengembangkan suatu konsepsi, bahwa dalam jiwa manusia sebagai makhluk sosial budaya itu mengandung delapan daerah yang seolah-olah seperti lingkaran-lingkaran konsentris sekitar dan pribadi.
•
Bagan Psiko Sosiogram Manusia

Nomor 7 disebut daerah tak sadar dan sub sadar.
Kedua lingkaran itu berada di daerah pedalaman dari alam jiwa individu dan
terdiri dari bahan pikiran dan gagasan yang telah terdesak ke dalam.
Nomor 5 disebut kesadaran yang tak dinyatakan
(unexpressed conscious). Lingkaran it terdiri dari pikiran-pikiran dan
gagasan-gagasan yang disadari oleh si individu yang bersangkutan,tetapi
disimpannya saja di dalam alam jiwanya sendiri dan tak dinyatakan kepada
siapapun juga dalam lingkungannya. Hal itu disebabkan ada kemungkinan, bahwa :
a) Ia takut salah dan takut dimarahi
orang apabila ia menyatakannya, atau karena ia punya
maksud jahat.
b) Ia sungkan menyatakannya, atau karena
belum yakin bahwa ia akan mendapat respons dan
pengertian yang baik dari sesamanya,
atau takut bahwa walaupun diberi respons, respons itu
sebenarnya tak diberikkan dengan hati
yang ikhlas atau juga karena ia takut ditolak
mentah-mentah.
c) Ia malu karena taku ditertawakan,
atau karena ada perasaan bersalah yang mendalam.
d) Ia tidak bisa menemukan kata-kata
atau perumusan yang cocok untuk menyatakan gagasan
yang bersangkutan tadi kepada sesamanya.
Nomor 4 disebut kesadaran yang dinyatakan
(expressed conscious). Lingkaran ini di dalam alam jiwa manusia mengandung
pikiran-pikiran, gagasan-gagasan, dan perasaan-perasaan yang dapat dinyatakan
secara terbuka oleh si individu kepada sesamanya.
Nomor 3 disebut lingkaran hubungan karib,
mengandung konsepsi tentang orang-orang, binatang-binatang, atau benda-benda
yang oleh si individu diajak bergaul secara mesra dan karib, yang bisa dipakai
sebagai tempat berlindung dan tempat mencurahkan isi hati apabila ia sedang
terkena tekanan batin atau dikejar-kejar oleh kesedihan dan oleh masalah-masalah
hidup yang menyulitkan.
Nomor 2 disebut lingkungan hubungan berguna,
tidak lagi ditandai oleh sikap sayang dan mesra, melainkan ditentukan oleh
fungsi kegunaan dari orang, binatang atau benda-benda itu bagi dirinya.
Nomor 1 disebut lingkaran hubungan jauh,
terdiri dari pikiran dan sikap dalam alam jiwa manusia tentang manusia,
benda-benda, alat-alat, pengetahuan dan adat yang ada dalam kebudayaan dan
masyarakat sendiri, tetapi yang jarang sekali mempunyai arti dan pengaruh
langsung terhadap kehidupan sehari-hari.
Nomor 0 disebut lingkungan dunia luar,
terdiri dari pikiran-pikiran dan anggapan-anggapan yang hampir sama dengan
pikiran yang terletak dalam lingkungan nomor 1, hanya bedanya terdiri dari
pikiran-pikiran dan anggapan-anggapan tentang orang dan hal yang terletak di
luar masyarakat dan negara Indonesia, dan ditanggapi oleh individu bersangkutan
dengan sikap masa bodoh.
2.4 PENGERTIAN KEBUDAYAAN
•
Definisi Kebudayaan
Melville J. Herkovits dan Bronislaw
Malinowski mengemukakan bahwa Cultural Determinism berarti segala sesuatu yang
terdapat di dalam masyarakat ditentukkan adanya oleh kebudayaan yang dimiliki masyarakat
itu. Herkovis memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang superorganic, karena
kebudayaan yang turun temurun dari generasi ke generasi hidup terus.
Dalam sehari-hari istilah kebudayaan sering diartikan sama dengan kesenian, terutama seni suara dan seni tari.
Dalam sehari-hari istilah kebudayaan sering diartikan sama dengan kesenian, terutama seni suara dan seni tari.
Kebudayaan dari bahasa sansekerta
berasal dari kata budhayah yang berarti budi atau akal. Dalam bahasa latin,
kebudayaan berasal dari kata colere, yang berarti mengolah tanah. Jadi secara
umum dapat diartikan sebagai “segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi
(pikiran) manusia dengan tujuan untuk mengolah tanah atau tempat tinggalnya,
atau dapat pula diartikan segala usaha manusia untuk dapat melangsungkan dan
mempertahankan hidupnya di dalam lingkungannya.”.
•
Tokoh-Tokoh Kebudayaan
► E.B.Tylor (1871) mendefinisikan bahwa
kebudayaan adalah kompleks yang mencakup
pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan
kemampuan sebagai anggota masyarakat.
► Selo Sumarjan dan Soelaeman Soemardi
merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil
karya, rasa, dan cipta masyarakat.
► Sutan Takdir Alisyahbana mengatakan
bahwa kebudayaan adalah manifestasi dari cara
berpikir.
2.5 UNSUR-UNSUR
KEBUDAYAAN
•
7 Unsur Kebudayaan Universal
Melville J. Herkovits mengajukan
pendapatnya tentang unsur kebudayaan menmpunyai empat unsur, yaitu alat-alat
teknologi, sistem ekonomi, keluarga dan kekuatan politik. Sedangkan Broinslaw
Malinowski mengatakan unsur-unsur itu terdiri dari sistem norma, organisasi
ekonomi, alat-alat atau lembaga ataupun petugas pendidikan, dan organisasi kekuatan.
C.Kluckhohn dalam karyanya berjudul
Universal Categories of Culture mengemukakan ada tujuh kebudayaan
universal,yaitu :
1. Sistem Religi (sistem kepercayaan)
2. Sistem Organisasi Kemasyarakatan
3. Sistem Pengetahuan
4. Sistem mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi
5. Sistem Teknologi dan Peralatan
6. Bahasa
7. Kesenian.
•
Kebudayaan dalam 2 Bentuk Wujud
1. Wujud kebudayaan yang bersifat abstrak
Wujud budaya yang
bersifat abstrak terdapat dalam alam pikiran manusia sehingga tidak dapat
dilihat, difoto, maupun diraba. Misalnya berupa ide-ide, gagasan-gagasan,
nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan cita-cita. Kebudayaan yang bersifat
abstrak adalah wujud ideal atau sesuatu yang menjadi cita-cita atau keinginan
serta harapan bagi manusia. Namun pada zaman modern seperti saat ini, wujud
budaya abstrak ini dapat disimpan dalam bentuk karangan-karangan, karya-karya
ilmiah, buku, file disket atau hard disk, compact disk,
film, kaset, dan berbagai media rekam lainnya.
2. Wujud kebudayaan yang bersifat konkret
Wujud kebudayaan yang
bersifat konkret berpola pada tindakan atau aktivitas manusia dalam masyarakat
yang dapat dilihat, difoto, diraba, dan dapat disimpan. Koentjaraningrat
membagi wujud kebudayaan yang bersifat konkret menjadi tiga, yaitu:
a) Perilaku
Perilaku adalah cara bertindak atau bertingkah
laku tertentu dalam situasi tertentu. Setiap manusia harus mengikuti pola-pola
perilaku tertentu yang ada dalam masyarakatnya. Menurut Ralp Linton, dalam
mengatur pola hubungan antarmanusia terdapat petunjuk-petunjuk dalam hidup
sebagai bagian budaya (designs for living), misalnya:
1. Sesuatu yang baik dan buruk, apa yang
menyenangkan dan tidak menyenangkan, apa yang sesuai dan tidak sesuai dengan
keinginan (Valuational elements).
2. Bagaimana orang harus berlaku (Prescriptive
elements).
3. Perlukah diadakan upacara adat pada saat
pertunangan, perkawinan, kelahiran, kematian, dan seterusnya (Cognitive
elements).
b) Bahasa
Bahasa adalah alat komunikasi antarmanusia dalam
masyarakat untuk menyampaikan isi hati kepada pihak lain dengan cara lisan,
isyarat, maupun tulisan. Bahasa merupakan sebuah sistem simbol atau
lambang-lambang yang dapat dibunyikan dengan suara (vokal) dan ditangkap oleh
telinga (auditory). Bahasa sangat bermanfaat bagi manusia. Dengan bahasa orang
bisa mengetahui gambaran tentang situasi yang tidak mereka alami secara
langsung. Misalnya, adanya bencana gempa umi dan tsunami di Aceh, tanpa kita
melihat langsung kita dapat membayangkan melalui berita-berita yang disiarkan
melalui berbagai media cetak dan elektronik secara jelas. Bahasa dapat
meningkatkan ilmu pengetahuan, sebagai alat pemersatu bangsa, sebagai
perwujudan seni, dan sebagainya.
c) Materi
Materi adalah benda konkret yang merupakan hasil
karya manusia dalam masyarakat. Contohnya adalah candi, alat-alat pertanian,
peralatan rumah tangga, mobil, rumah, televisi, dan lain-lain.
2.6 WUJUD
KEBUDAYAAN
•
3 Wujud Kebudayaan Menurut Dimensi Wujudnya
Menurut dimensi wujudnya, kebudayaan
mempunyai tiga wujud yaitu :
1. Kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia.
2. Kompleks aktivitas.
3. Wujud sebagai benda.
1. Kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia.
2. Kompleks aktivitas.
3. Wujud sebagai benda.
2.7 ORIENTASI
NILAI BUDAYA
• 5 masalah pokok
kehidupan manusia dalam sisitem nilai budaya
Menurut C.Kluckhohn dalam karyanya
Variation in Value Orientation (1961) sistem nilai budaya dalam semua
kebudayaan di dunia, secara universal menyangkut lima masalah pokok kehidupan
manusia, yaitu :
1. Hakekat hidup manusia (MH)
2. Hakekat karya manusia (MK)
3. Hakekat waktu manusia (WM)
4. Hakekat alam manusia (MA)
5. Hakekat hubungan manusia (MN)
1. Hakekat hidup manusia (MH)
2. Hakekat karya manusia (MK)
3. Hakekat waktu manusia (WM)
4. Hakekat alam manusia (MA)
5. Hakekat hubungan manusia (MN)
2.8 PERUBAHAN KEBUDAYAAN
• faktor – faktor
yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsur kebudayaan baru
Berbagai faktor yang mempengaruhi diterima atau
tidaknya suatu unsur kebudayaan baru diantaranya :
1.
Terbatasnya masyarakat memiliki
hubungan atau kontak dengan kebudayaan dan
dengan orang-orang yang berasal dari
luar masyarakat tersebut.
2.
Jika pandangan hidup dan nilai yang
dominan dalam suatu kebudayaan ditentukan oleh nilai-nilai agama.
3.
Corak
struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan
kebudayaan baru. Misalnya sistem otoriter akan sukar menerima unsur kebudayaan
baru.
4.
Suatu unsur kebudayaan diterima jika
sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan bagi
diterimanya unsur kebudayaan yang baru tersebut.
5.
Apabila unsur yang baru itu memiliki
skala kegiatan yang terbatas.
• Penyebab
Terjadinya Gerak/ Perubahan Kebudayaan
Perubahan sosial dan kebudayaan di masyarakat dapat terjadi
karena adanya sebab-sebab yang berasal dari masyarakat sendiri atau yang
berasal dari luar masyarakat.
Berikut ini sebab-sebab perubahan sosial yang bersumber dari
dalam masyarakat (sebab intern)
1.
Dinamika penduduk, yaitu
pertambahan dan penurunan jumlah penduduk.
2.
Adanya penemuan-penemuan baru yang
berkembang di masyarakat, baik penemuan yang bersifat baru (discovery) ataupun
penemuan baru yang bersifat menyempurnakan dari bentuk penemuan lama
(invention).
3.
Munculnya berbagai bentuk
pertentangan (conflict) dalam masyarakat.
Perubahan sosial dan kebudayaan juga dapat terjadi karena
adanya sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat (sebab ekstern). Berikut
ini sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat.
1.
Adanya pengaruh bencana alam.
Kondisi ini terkadang memaksa masyarakat suatu daerah untuk mengungsi
meninggalkan tanah kelahirannya. Apabila masyarakat tersebut mendiami tempat
tinggal yang baru, maka mereka harus menyesuaikan diri dengan keadaan alam dan
lingkungan yang baru tersebut.
2.
Adanya peperangan, baik perang
saudara maupun perang antarnegara dapat me-nyebabkan perubahan, karena pihak
yang menang biasanya akan dapat memaksakan ideologi dan kebudayaannya kepada
pihak yang kalah.
3.
Adanya
pengaruh kebudayaan masyarakat lain. Bertemunya dua kebudayaan yang berbeda
akan menghasilkan perubahan. Jika pengaruh suatu kebudayaan dapat diterima
tanpa paksaan, maka disebut demonstration effect. Jika pengaruh suatu
kebudayaan saling menolak, maka disebut cultural animosity.
2.9 KAITAN
MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
Secara sederhana hubungan antara manusia
dan kebudayaan adalah manusia sebagai perilaku kebudayaan, dan kebudayaan
merupakan obyek yang dilaksanakan manusia. Dari sisi lain, hubungan antara
manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan hubungan antara
manusia dengan masyarakat dinyatakan sebagai dialektis, maksudnya saling terkait satu sama lain.
proses dialektis tercipta melalui tiga tahap,
yaitu :
1. Eksternalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya.
2. Obyektivasi, yaitu proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif.
3. Internalisasi, yaitu proses dimana masyarakat disegrap kembali oleh manusia.
1. Eksternalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya.
2. Obyektivasi, yaitu proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif.
3. Internalisasi, yaitu proses dimana masyarakat disegrap kembali oleh manusia.
Manusia dan kebudayaan, atau manusia dan
masyarakat, oleh karena itu mempunyai hubungan keterkaitan yang erat atu sama
lain. Pada kondisi sekarang ini kita tidak dapat lagi membedakan mana yang
lebih awal muncul manusia atau kebudayaan. (http://teraiania.wordpress.com/2011/02/23/tugas-ibd-manusia-dan-kebudayaan/)
BAB III
Konsepsi
Ilmu Budaya Dasar dalam kesusastraan
3.1 PENDEKATAN KESUSASTRAAN
Secara etimologis kata sastra berasal dari bahasa sansekerta,
dibentuk dari akar kata sas- yang berarti mengarahkan, mengajar dan memberi
petunjuk. Akhiran –tra yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk.
Secara harfiah kata sastra berarti huruf, tulisan atau karangan.
Kata sastra ini kemudian diberi imbuhan su- (dari bahasa Jawa) yang berarti baik
atau indah, yakni baik isinya dan indah bahasanya. Selanjutnya, kata susastra
diberi imbuhan gabungan ke-an sehingga menjadi kesusastraan yang berarti nilai
hal atau tentang buku-buku yang baik isinya dan indah bahasanya.
Selain pengertian istilah atau kata sastra di atas, dapat juga
dikemukakan batasan / defenisi dalam berbagai konteks pernyataan yang berbeda
satu sama lain. Kenyataan ini mengisyaratkan bahwa sastra itu bukan hanya
sekedar istilah yang menyebut fenomena yang sederhana dan gampang. Sastra
merupakan istilah yang mempunyai arti luas, meliputi sejumlah kegiatan yang
berbeda-beda. Kita dapat berbicara secara umum, misalnya berdasarkan aktivitas
manusia yang tanpa mempertimbangkan budaya suku maupun bangsa.
Sastra dipandang sebagai suatu yang dihasilkan dan dinikmati.
Orang-orang tertentu di masyarakat dapat menghasilkan sastra. Sedang orang lain
dalam jumlah yang besar menikmati sastra itu dengan cara mendengar atau
membacanya.Batasan sastra menurut PLATO, adalah hasil peniruan
atau gambaran dari kenyataan (mimesis).
Sebuah karya sastra harus merupakan peneladanan alam semesta dan
sekaligus merupakan model kenyataan. Oleh karena itu, nilai sastra semakin
rendah dan jauhdari dunia ide.ARISTOTELES murid PLATO memberi batasan sastra
sebagai kegiatan lainnya melalui agama, ilmu pengetahuan dan filsafat. Menurut kaum
formalisme Rusia, sastra adalah sebagai gubahan bahasayang bermaterikan
kata-kata dan bersumber dari imajinasi atau emosi pengarang.
Rene Welleck dan Austin Warren, memberi defenisi bahasa dalam
tiga hal :
1. Segala
sesuatu yang tertulis
2. Segala
sesuatu yang tertulis dan yang menjadi buku terkenal, baik dari segi isi maupun
bentuk kesusastraannya.
Seni berasal dari kata sani
(Sanskerta) yang berarti pemujaan, persembahan dan pelayanan. Kata tersebut
berkaitan erat dengan upacara keagamaan yang disebut kesenian. Menurut
Padmapusphita, kata seni berasal dari bahasa Belanda “genie” dalam bahasa Latin
disebut “genius”, artinya kemampuanluar biasa yang
dibawa sejak lahir , menurut kajian ilmu di eropa mengatakan “ART” yang berarti
artivisual yaitu adalah suatu media yang melakukan suatu kegiatan tertentu.
Seiring dengan perkembangan waktu, banyak definisi seni diungkapkan oleh
beberapa ahli. Berikut diuraikan beberapa definisi seni menurut para ahli nya :
Menurut
Aristoteles
“seni adalah peniruan terhadap alam tetapi sifatnya harus ideal.”
Menurut
Plato dan Rousseau
“seni adalah
hasil peniruan alam dengan segala seginya.”
Dari dulu sampai sekarang karya
sastra tidak pernah pudar dan mati. Dalam kenyataan karya sastra dapat dipakai
untuk mengembangkan wawasan berpikir bangsa. Karya sastra dapat memberikan
pencerahan pada masyarakat modern. ketangguhan yang sangat dibutuhkan dalam
pembangunan. Di satu pihak, melalui karya sastra, masyarakat dapat menyadari
masalah-masalah penting dalam diri mereka dan menyadari bahwa merekalah yang
bertanggung jawab terhadap perubahan diri mereka sendiri.
Sastra dapat memperhalus jiwa dan
memberikan motivasi kepada masyarakat untuk berpikir dan berbuat demi
pengembangan dirinya dan masyarakat serta mendorong munculnya kepedulian,
keterbukaan, dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Sastra mendorong
orang untuk menerapkan moral yang baik dan luhur dalam kehidupan dan
menyadarkan manusia akan tugas dan kewajibannya sebagai makhluk Tuhan, makhluk
sosial dan memiliki kepribadian yang luhur.
Selain melestarikan nilai-nilai
peradaban bangsa juga mendorong penciptaan masyarakat modern yang beradab
(masyarakat madani) dan memanusiakan manusia dan dapat memperkenalkan
nilai-nilai kemanusiaan yang universal, melatih kecerdasan emosional, dan
mempertajam penalaran seseorang.
Sastra tidak hanya melembutkan hati
tapi juga menumbuhkan rasa cinta kasih kita kepada sesama dan kepada sang
pencipta. Dengan sastra manusia dapat mengungkapkan perasaan terhadap sesuatu
jauh lebih indah dan mempesona.
Masalah sastra dan seni sangat erat
hubungannya dengan ilmu budaya dasar, karena materi – materi yang diulas oleh
ilmu budaya dasar ada yang berkaitan dengan sastra dan seni.Budaya Indonesia
sanagat menunjukkan adanya sastra dan seni didalamnya.
Latar
belakang IBD dalam konteks budaya, negara dan masyarakat Indonesia berkaitan
dengan masalah sebagai berikut :
1.
kenyataan bahwa bangsa indonesia
berdiri atas suku bangsa dengan segala keanekaragaman budaya yg tercemin dalam
berbagai aspek kebudayaannya, yg biasanya tidak lepas dari ikatan2 primordial,
kesukaan, dan kedaerahan .
2.
Proses pembangunan yg sedang
berlangsung dan terus menerus menimbulkan dampak
positif
dan negatif berupa terjadinya perubahan dan pergeseran sistem nilai budaya
sehingga dengan sendirinya mental manusiapun terkena pengaruhnya
3.
kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi menimbulkan perubahan kondisi kehidupan
mausia, menimbulkan konflik dengan
tata nilai budayanya, sehingga manusia bingung sendiri terhadap kemajuan yg
telah diciptakannya .
3.2
ILMU BUDAYA DASAR YANG DIHUBUNGKAN
DENGAN PROSA
• Pengertian Prosa
prosa adalah bentuk karya sastra yang disusun dalam
bentuk cerita secara bebas, yang tidak terikat oleh rima dan irama. Unsur
intrinsik prosa adalah tema, plot, amanat, latar, penokohan, sudut pandang,
nada dan suasana, serta gaya bahasa. Sedangkan, unsur ekstrinsik prosa adalah
nilai-nilai yang diyakini pengarangnya yang turut mempengaruhi terciptanya
suatu prosa. Menurut bentuknya jenis
prosa terdiri dari novel,
cerpen, dan dongeng.
• Jenis-jenis prosa
1.
Prosa
lama: prosa lama umumnya tidak diketahui nama pengarangnya. Prosa
lama merupakan warisan leluhur yang diturunkan dari generasi ke generasi. Prosa
lama berisi petuah atau nasehat dalam kehidupan sehari-hari. Yang termasuk ke
dalam jenis prosa lama antara lain: Dongeng, cerita rakyat, kisah, riwayat, dan
hikayat.
- Prosa baru: prosa baru adalah prosa yang diciptakan pada masa
sekarang. Umumnya prosa baru diketahui secara pasti nama penulis aslinya.
Yang termasuk ke dalam jenis prosa baru antara lain: novel, roman,
biografi, dan cerpen.
• 5 Komponen dalam prosa lama
Prosa
lama meliputi :
1. Dongeng-dongeng
2. Hikayat
3. Sejarah
4. Epos
5. Cerita pelipur lara
• 5 Komponen Dalam Prosa Baru
Prosa baru meliputi :
1. Cerita pendek
2. Roman/ novel
3. Biografi
4. Kisah
5. Otobiografi
3.3. Nilai-nilai dalam prosa
fiksi
• Prosa Fiksi
Istilah prosa fiksi atau cukup disebut karya fiksi, biasa juga diistilahkan dengan
prosa cerita, prosa narasi, narasi atau cerita berplot. Jadi pengertian prosa
fiksi ialah kisah atau cerita yang diemban oleh pelaku-pelaku tertentu dengan
pemeranan latar serta tahapan dan rangkaian cerita tertentu yang bertolak dari
hasil imajinasi pengarangnya sehingga menjalin suatu cerita .
rumusan yang dipaparkan itu ialah rumusan dalam artian
konvensional karena sebuah prosa fiksi seringkali justru anti cerita dan tidak
berplot. Dalam bentuk prosa fiksi yang non konvensional itu, tujuan pengarang
umumnya hanya ingin menampilkan gagasan secara aktual lewat karya prosa yang
ditampilkannya. Untuk meahaminya, pembaca harus memilki bekal ilmu humanitas
terutama psikologi dan filsafat.
•
Nilai-Nilai yang Terdapat Dalam Prosa Fiksi
Sebagai
seni yang bertulang punggung cerita, mau tidak mau karya sastra (prosa fiksi)
langsung atau tidak langsung membawakan moral, pesan atau cerita. Dengan kata lain prosa
mempunyai nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra. Adapun nilai-nilai
yang diperoleh pembaca lewat sastra antara lain :
1. Prosa
fiksi memberikan kesenangan
Keistimewaan
kesenangan yang diperoleh dan membaca fiksi adalah pembaca mendapatkan
pengalaman sebagaimana mengalaminya sendiri peristiwa itu peristiwa atau
kejadian yang dikisahkan. Pembaca dapat mengembangkan imajinasinya untuk
mengenal daerah atau tempat yang asing, yang belum dikunjunginya atau yang tak
mungkin dikunjungi selama hidupnya. Pembaca juga dapat mengenal tokoh-tokoh
yang aneh atau asing tingkah lakunya atau mungkin rumit perjalanan hidupnya
untuk mencapai sukses.
2. Prosa
fiksi memberikan infonnasi
Fiksi
memberikan sejenis infonnasi yang tidak terdapat di dalam ensildopedi. Dalam
novel sering kita dapat belajan sesuatu yang lebih daripada sejarah atau
laporan jurnalistik tentang kehidupan masa kini, kehidupan masa lalu, bahkan
juga kehidupan yang akan datang atau kehidupan yang asing sama sekali.
3. Prosa
fiksi memberikan warisan cultural
Prosa
fiksi dapat menstimuli imaginasi, dan merupakan sarana bagi pemindahan yang tak
henti-hentinya dari warisan budaya bangsa.
4. Prosa
memberikan keseimbangan wawasan
Lewat
prosa fiksi seseorang dapat menilai kehidupan berdasarkan pengalamanpengalaman
dengan banyak individu. Fiksi juga memungkinkan labih banyak kesempatan untuk
memilih respon-respon emosional atau rangsangan aksi yang mungkin sangat
berbeda daripada apa yang disajikan dalam kehidupan sendiri.
• 2 Karya Sastra
1.
Chairil Anwar : Deru Campur Debu (1949)
2. Idrus : Dari Ave Maria ke Djalan Lain ke Roma (1948)
2. Idrus : Dari Ave Maria ke Djalan Lain ke Roma (1948)
•
Contoh Prosa (Lama, Fabel)
Angkaro dan Tunturana
Dua
kor kepiting, Angkaro dan Tuturana, bersahabat karib. Mereka tinggal bersama di
pinggir laut, di balik bebatuan. Mereka bersembunyi karena takut pada
orang-orang yang mencari ikan dan kepiting. Apabila laut pasang, mereka bermain
tanpa takut akan ditangkap manusia.
Pada suatu malam, ketika bulan purnama, Angkaro dan Tuturana keluar menikmati keindahan alam.
” Sahabat, bagaimana kalau kita hiasi punggung kita agar kelihatan menarik ?” kata Angkaro.
”Bagus sekali idenya. Kita memang perlu mempercantik diri agar kelihatan menarik. Tapi, bagaimana caranya ? ” tanya Tuturana.
”Bagini.”sahut Angkaro, ”Kita lukis punggung kita dengan cat warna-warni yang menarik.”
” Wah, menarik sekali.Bagaimana kalau aku dulu yang dilukis. Boleh atau tidak ? tanya Tuturana.
”Baiklah.”kata Angkaro.
Angkaro mulai mengukir punggung Tuturana. Punggung Tuturana dihiasi dengan bulatan-bulatan dari muka ke belakang, dan dari atas ke bawah. Lukisan itu sangat mempesona.
”Sudah selesai sahabat.”kata Angkaro.
Tuturana bercermin pada di air laut yang jernih.
“Bagus, bukan?”tanya Angkaro.
“Bagus sekali. Terima kasih sahabat.”kata Tuturana,
”Sekarang giliranku.”kata Angkaro.
Tiba-tiba air laut surut. Datanglah pencari ikan membawa obor. Kedua ekor kepiting itu pun terkejut. Berlarilah mereka untuk menghindari bahaya.
”Maaf, sahabat. Orang-orang sudah datang untuk menangkap kita. Tidak ada waktu lagi untuk melukis punggungmu.” kata Tuturana.
”Tidak punggungku harus kamu ukir !” teriak Angkaro.
Melihat obor-obor semakin dekat, Tunturana menggambari punggng Angkaro dengan dengan kuas dan cat tanpa bentuk. Punggung Angkaro sekarang penuh dengan garis tidak karuan karena tergesa-gesa hendak menyelamatkan diri.
Angkaro terpaksa menerima keadaan. Keduanya berkawan dalam bentuk yang amat berbeda: Tuturana cantik dan Angkaro jelek.
Pada suatu malam, ketika bulan purnama, Angkaro dan Tuturana keluar menikmati keindahan alam.
” Sahabat, bagaimana kalau kita hiasi punggung kita agar kelihatan menarik ?” kata Angkaro.
”Bagus sekali idenya. Kita memang perlu mempercantik diri agar kelihatan menarik. Tapi, bagaimana caranya ? ” tanya Tuturana.
”Bagini.”sahut Angkaro, ”Kita lukis punggung kita dengan cat warna-warni yang menarik.”
” Wah, menarik sekali.Bagaimana kalau aku dulu yang dilukis. Boleh atau tidak ? tanya Tuturana.
”Baiklah.”kata Angkaro.
Angkaro mulai mengukir punggung Tuturana. Punggung Tuturana dihiasi dengan bulatan-bulatan dari muka ke belakang, dan dari atas ke bawah. Lukisan itu sangat mempesona.
”Sudah selesai sahabat.”kata Angkaro.
Tuturana bercermin pada di air laut yang jernih.
“Bagus, bukan?”tanya Angkaro.
“Bagus sekali. Terima kasih sahabat.”kata Tuturana,
”Sekarang giliranku.”kata Angkaro.
Tiba-tiba air laut surut. Datanglah pencari ikan membawa obor. Kedua ekor kepiting itu pun terkejut. Berlarilah mereka untuk menghindari bahaya.
”Maaf, sahabat. Orang-orang sudah datang untuk menangkap kita. Tidak ada waktu lagi untuk melukis punggungmu.” kata Tuturana.
”Tidak punggungku harus kamu ukir !” teriak Angkaro.
Melihat obor-obor semakin dekat, Tunturana menggambari punggng Angkaro dengan dengan kuas dan cat tanpa bentuk. Punggung Angkaro sekarang penuh dengan garis tidak karuan karena tergesa-gesa hendak menyelamatkan diri.
Angkaro terpaksa menerima keadaan. Keduanya berkawan dalam bentuk yang amat berbeda: Tuturana cantik dan Angkaro jelek.
3.4. Ilmu Budaya Dasar yang
dihubungkan dengan puisi
•
Menjelaskan pengertian puisi dan menulis 1 contoh puisi :
Puisi adalah ekspresi pengalaman jiwa
penyair mengenal kehidupan manusia, alam, dan Tuhan melalui media bahasa yang
artistic/esthetic, yang secara padu dan utuh dipadatkan kata – katanya.
Contoh
puisi :
Aku
terdiam..
Aku hening..
Aku terpana..
Aku hening..
Aku terpana..
Kucoba
menatap..
Kucoba mencari..
Kucoba melihat..
Kucoba mencari..
Kucoba melihat..
•
Menyebutkan kreativitas penyair dalam membangun puisinya :
1.
Figura bahasa
2. Kata – kata yang bermakna ganda.
3. Kata – kata berjiwa.
4. Kata – kata yang sudah diberi nilai-nilai,rasa,dan asosiasi-asosiasi tertentu.
2. Kata – kata yang bermakna ganda.
3. Kata – kata berjiwa.
4. Kata – kata yang sudah diberi nilai-nilai,rasa,dan asosiasi-asosiasi tertentu.
•
Menyebutkan alasan-alasan yang mendasari penyajian puisi dalam IBD :
1.
Hubungan puisi deengan pengalaman hidup manusia.
2. Puisi dan keinsyafan/kesadaran individual.
3. Puisi dan keinsyafan social
2. Puisi dan keinsyafan/kesadaran individual.
3. Puisi dan keinsyafan social
BAB IV
MANUSIA DAN CINTA KASIH
4.1
PENGERTIAN CINTA KASIH
• Pengertian Cinta Kasih
Menurut kamus umum bahasa Indonesia, cinta adalah rasa sangat suka kepada ataupun
rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kasih artinya perasaan sayangatau
cinta kepada atau menaruh belas kasihan. Dengan demikian arti cinta kasih
hampir bersamaan, sehingga kata kasih memperkuat rasa cinta.
Walaupun cinta kasih mengandung arti hampir bersamaan,
namun terdapat perbedaan juga antara keduanya, cinta lebih mengandung pengertian
mendalamnya rasa, sedangkankasih lebih
keluarnya; dengan kata lain bersumber dari cinta yang mendalam itulah kasih
dapat diwujudkan secara nyata.
Cinta memegang peranan penting dalam kehidupan manusia,
sebab cinta merupakan landasan dalam kehidupan perkawinan, pembentukan keluarga
dan pemeliharaan anak, hubungan yang erat di masyarakat dan hubungan manusiawi
yang akrab. Demikian pula cinta adalah pengikat yang kokoh antara manusia
dengan Tuhannya sehingga manusia menyembah Tuhan dengan ikhlas mengikuti
perintah-Nya dan berpegang teguh pada syariat-Nya.
• Unsur Tentang
Cinta
Pengertian tentang cinta dikemukakan juga oleh Dr.
Sarlito W. Sarwono. Dikatakannya bahwa cinta memiliki 3 unsur yaitu :
1.
keterkaitan,
keintiman dan kemesraan.
Yang dimaksud dengan keterkaitan adalah adanya perasaan untuk hanya bersama dia,
segala prioritas untuk dia, tidak mau pergi bersama orang lain kecuali dengan
dia. Kalau janji dengan dia harus ditepati.
2.
Keintiman
yaitu adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang
menunjukkan bahwa antara anda dengan dia sudah tidak ada jarak lagi.
Panggilan-panggilan formal seperti
bapak, ibu, saudara digantikan dengan sekedar memanggil nama atau
sebutan:sayang dan sebagainya.
3.
Kemesraan
yaitu adanya rasa ingin membelai atau dibelai, rasa
kangen kalau jauh atau lama tidak
bertemu, adanya ucapan-ucapan yang rnengungkapkan rasa sayang,
dan seterusnya.
• Gambarkan
3 unsur dalam segitiga cinta
Kadang-kadang ada yang keterikatannya
sangat kuat, tetapi keintiman atau kemesraannya kurang. Cinta seperti itu
mengandung kesetiaan yang amat kuat, kecemburuannya besaar, tetapi dirasakan
oleh pasangannya sebagai dingin atau hambar, karena tidak ada kehangatan yang
ditimbulkan kemesraan atau keintiman. misalnya cinta sahabat karib atau saudara
kandung yang penuh dengan keakraban, tetapi tidak ada gejolak-gejolak mesra dan
orang yang bersangkutan masih lebih setia kepada hal-hal lain pada partnernya.
Cinta juga dapat diwarnai dengan
kemesraan yang sangat menggejolak, tetapi unsur keintiman dan keterikatannya
yang kurang. Cinta seperti itu dinamakan cinta yang pincang, karena
garis-garis unsur cintanya tidak membuat segitiga sama sisi, seperti nyata pada
gambar berikut:
Lebih berat lagi bila salah satu unsur cinta itu tidak
ada, sehingga tidak terbentuk segitiga yang demikian itu tidak sempurna, dan
dapat disebut bukan cinta.
• 3 Tingkatan Cinta
1. Cinta kepada Tuhan pemilik alam semesta ini, karena
tanpa kekuasaanya, kita takkan ada di bumi ini. Dan cintailah pengikutnya yaitu
nabi Muhammad saw. Dalam islam ada sebuah saran, yaitu cintailah nabimu, yaitu
Muhammad saw. Karenanya ia kan membawa kebenaran kepada umatnya.
2. Cinta kepada kedua orang tua yang senantiasa
menjaga kita dari sebelum lahir hingga saat ini. Perjuangan seorang ibu itu
tiada tara dibanding apapun juga. Dia senantiasa menanggung kita selama 9 bulan
dalam perutnya dan mempertaruhkan nyawanya demi lahirnya kita di bumi ini.
3. Cinta terhadap teman maupun teman spesial dalam hidup kita. (http://addressgimanamaksudnya.wordpress.com/2012/10/14/tugas-ibdbab-4/)
4.2 CINTA MENURUT AJARAN AGAMA
• Berbagai bentuk cinta:
1. Cinta kepada thagut: Syetan atau sesuatu yang
disembah selain Tuhan.
2. Cinta berdasarkan hawa nafsu.
3. Cinta yang lebih mengutamakan kecintaan pada orang
tua, anak, istri, perniagaan dan tempat tinggal.
• Ayat-ayat
Al-Qur’an tentang cinta:
1. Cinta Diri
Cinta Diri erat kaitannya dengan
dorongan menjaga diri. Al-Qur’an telah mengungkpkan cinta alamiah manusia
terhadap dirinya sendiri ini, kecenderungannya untuk menuntut segala sesuatu
yang bermanfaat dan berguna bagi dirinya, dan menghindari diri dari segala
sesuatu yang membahayakan kesalahan dirinya, melalui ucapan Nabi Muhammd SAW,
bahwa seandainya beliau mengetahui hal-hl gaib, tentu beliau akan memperbanyak
hal-hal yang baik bagi dirinya dan menjauhkan dirinya dari segala keburukan. (QS, Al-Adiyat, 100:8)
2. Cinta Kepada Sesama Manusia
Agar manusia dapat hidup dengan penuh
keserasian dan keharmonisan dengan manusia lainnya, tidak boleh tidak ia harus
membatasi cintanya pada diri sendiri dan egoismenya. Allah ketika member
isyarat tentang kecintaan manusia pada dirinya sendiri, seperti yang tampak
pada keluh kesahnya apabila ia tertimpa kesusahan dan usahanya yang terus
menurus untuk memperoleh kebaikan serta kebakhilannya dalam memberikan sebagian
karunia yang diperolehnya, setelah itu Allah langsung memberi pujian kepada
orang-orang yang berusaha untuk tidak berlebih-lebihan dalam cintanya kepada
diri sendiri dan melepaskan diri dari gejala-gejala itu.
3. Cinta Seksual
Cinta erat kaitannya dengan dorongan
seksual. Sebab ialah yang bekerja dalam melestarikan kasih sayang, keserasian,
dan kerjasama ntara suami dan istri. Ia merupakan factor yang primer bagi
kelangsungan hidup keluarga:
“Dan diantara tanda-tanda
kekuasaannya ialah dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri,
supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikannya di
antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi yang berpikir. (QS, Ar-Rum, 30:21)
Dorongan seksual melakukan suatu fungsi penting, yaitu
melahirkan keturunan demi kelangsungan jenis. Lewat dorongan seksual terbentuk
keluarga.
4. Cinta Kebapakan
Mengingat bahwa antara ayah dengan
anak-anaknya tidak terjalin oleh iktan-ikatan fisiologis seperti yang
menghubungkan si ibu dengan anak-ankanya, maka para ahli ilmu jiwa modern
berpendapat bahwa dorongan kebapakan bukanlah dorongan fisiologis seperti
halnya dorongan keibuan, melaikan dorongan psikis.
Cinta kebapakan dalam Al-Qur’an diisyaratkan dalam
kasih nabi Nuh as. Betapa cintanya ia kepada anaknya, tampak jelas ketika ia
memanggilnya dengan penuh rasa cinta. Kasih sayang, dan belas kasihan, untuk
naik ke perahu agar tidak tenggelam ditelan ombak:
“…Dan nuh memanggil anaknya –
sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil – : “Hai…anakku, naiklah
(kekapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama-sama orang-orang yang
kafir”.(QS, Yusuf, 12:84)
5. Cinta Kepada Rasul
Cinta kepad rasul, yang ditulis Allah
sebagai rahmh bagi seluruh alam semesta, menduduki peringkt ke dua setelah
cinta kepada Allah. Ini karena Rasul merupakan ideal sempurna bagi manusia baik
dalam tingkah laku, moral, maupun berbagai sifat luhur lainnya.
4.3 Kasih Sayang
• Pengertian Kasih Sayang
Pengertian kasih sayang menurut kamus
umum bahasa Indonesia karangan W.J.S.Poerwardarminta adalah perasaan sayang,
perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang. Dalam kasih sayang sadar
atau tidak sadar dari masing-masing pihak dituntut tanggung jawab, pengorbanan,
kejujuran, saling percaya, saling pengertian, saling terbuka, sehingga
keduaanya merupakan kesatuan yang bulat dan utuh.
• Cinta Kasih Dari Orangtua dan
Contoh Tentang Kasih Sayang
Macam-macam cinta kasih dari orangtua:
1. Orang tua bersifat aktif, si anak bersifat pasif.
2. Orang tua bersifat pasif, si anak bersifat aktif.
3. Orang tua bersifat pasif, si anak bersifat pasif.
4. Orang tua bersifat aktif, si anak bersifat aktif.
• Contoh-contoh
tentang kasih sayang :
1.
Cinta kasih antar orang tua dan anak. Orang tua yang
memperhatikan dan memenuhi kebutuhan anaknya, berarti mempunyai rasa cinta
kasih terhadap anak. Mereka selalu mengharapkan agar anaknya menjadi orang baik
dan berguna di kemudian hari.
2.
Cinta kasih antara pria dan wanita. Seseorang pria menaruh
perhatian terhadap seorang
gadis
dengan perilaku baik, lemah lembut, sopan, apalagi memberikan seuntaian mawar
merah, berarti ia menaruh cinta kasih terhadap gadis itu.
3.
Cinta kasih antara manusia. Apabila seorang sahabat
berkunjung ke rumah kawannya
yang
sedang sakit dan membawa obat kepadanya berarti bahwa sahabat itu menaruh cinta
kasih terhadap kawannya yang sakit itu.
4.
Cinta kasih antara manusia dan Tuhan. Apabila seorang taat
beribadah, menurut
perintah
tuhan, dan menjauhi larangan-Nya, orang itu mempunyai cinta kasih kepada tuhan
penciptanya.
5.
Cinta kasih manusia terhadap lingkungan. Apabila seseorang
menciptakan taman yang
indah,
memelihara taman pekarangan, tidak menebang kayu di hutan seenaknya, menanam
tanah gundul dengan teratur, tidak berburu hewan secara semena-mena atau
dikatakan bahwa orang itu menaruh cinta kasih atau menyayangi lingkungan
hidupnya.
4.4. Kemesraan
• Pengertian Kemesraan
Kemesraan berasal dari kata mesra
yang berarti erat atau karib sehingga kemesraan berarti hal yang menggambarkan
keadaan sangat erat atau karib. Kemesraan juga bersumber dari cinta kasih dan
merupakan realisasi nyata. Kemesraan dapat diartikan sama dengan kekerabatan,
keakraban yang dilandasi rasa cinta dan kasih.
• Pusisi Tentang Kemesraan
KEMESRAAN DI DALAM CINTA
“Hidup ini indah karena Cinta”
Aku tak tau mencinta..
Sebelum kuterlahir jadi manusia..
Kutak tau tuk apa kutercipta…
Karena tiada yang mau..
Mengajarkan aku untuk mencinta..
Sebelum kuterlahir jadi manusia..
Kutak tau tuk apa kutercipta…
Karena tiada yang mau..
Mengajarkan aku untuk mencinta..
Seandainya cinta kurasa sejak dini..
Kupasti tak merasakan terabai…
Karena dia, yang jadi milikku..
Begitu baiknya ajarkan aku mencinta…
Ajarku tuk menyayanginya..
Dan memberikan aku semangat hidup….
Kupasti tak merasakan terabai…
Karena dia, yang jadi milikku..
Begitu baiknya ajarkan aku mencinta…
Ajarku tuk menyayanginya..
Dan memberikan aku semangat hidup….
Keluh kesahku tak pernah ada..
Karena dia, yang slalu menasehatiku..
Mempersembahkan canda pada hatiku…
Sehingga berwarnalah dunia ini…
Aku tak mau, kehilangan kemesraan ini..
Ajarilah aku slalu sayangku..
Karena dia, yang slalu menasehatiku..
Mempersembahkan canda pada hatiku…
Sehingga berwarnalah dunia ini…
Aku tak mau, kehilangan kemesraan ini..
Ajarilah aku slalu sayangku..
Kuingin slalu bersamamu..
Menjaga cintamu..dan memelukmu…
Tak sekedar ciuman mesra untukmu..
Tapi pengorbanan raga, kusiap sedia untukmu…
Aku cinta kamu….
Menjaga cintamu..dan memelukmu…
Tak sekedar ciuman mesra untukmu..
Tapi pengorbanan raga, kusiap sedia untukmu…
Aku cinta kamu….
4.5 PEMUJAAN
1. Pengertian Pemujaan
Pemujaan adalah salah satu
manifestasi cinta manusia kepada Tuhannya yang diwujudkan dalam bentuk
komunikasi ritual. Kecintaan manusia kepada Tuhan tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia. Hal ini ialah karena pemujaan kepada Tuhan adalah inti,
nilai dan makna kehidupan yang sebenarnya.
4.6 BELAS KASIHAN
• Pengertian Belas Kasihan
Belas kasih (composian) adalah
kebajikan satu di mana kapasitas emosional empati dan simpati untuk penderitaan
orang lain dianggap sebagai bagian dari cinta itu sendiri, dan landasan
keterkaitan sosial yang lebih besar dan humanisme-dasar ke tertinggi
prinsi-prinsip dalam filsafat, masyarakat, dan kepribadian.
• Cara Menumpahkan Belas
Kasihan
Cara-cara menumpahkan belas kasih:
1. Ada yang memberikan uang.
2. Ada yang memberikan barang.
3. Ada yang memberikan pakaian, makakanan dll.
4.7 CINTA KASIH EROTIS
• Pengertian Cinta Kasih Erotis
Cinta erotis adalah kehausan akan
penyatuan sempurna akan penyatuan dengan yang lainnya. Keinginan untuk bersatu
dan berteman dengan lawan jenis, untuk menghilangkan sepi atau untuk
menenangkan suatu naluri seksual. Cinta kasih dapat merangsang keinginan untuk
bersatu secara seksual. Namun apabila penyatuan fisis tadi tidak dilandasi oleh
cinta kasih maka hanya akan membawa pada penyatuan yang bersifat pesta pora dan
sementara saja.
Cinta kasih erotis, apabila
benar-benar sebuah cinta sejati, mempunyai satu pendirian yaitu bahwa seseorang
sungguh-sungguh mencintai dan mengasihi dengan jiwanya yang sedalam-dalamnya
dan menerima pribadi lawan jenisnya. Cinta ini terjadi antara dua orang anak
manusia berlainan jenis, yang ingin menyatukan diri mereka untuk mengisi
kekosongan hidup dan sebagai teman hidup dalam mengarungi bahtera kehidupan.
CONTOH KASUS :
Andi dan Siska yang telah kenal sekian tahun akhirnya berpacaran, dan mereka
berdua menikah setelah menjalani status berpacaran selama 3tahun lamanya,
dengan kesiapan jiwa raga dan mental. Mereka juga merasa saling mencintai.
BAB V
PENUTUP
Demikianlah
makalah yang saya buat ini, semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan para
pembaca. Saya mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan
kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas. Karena saya hanyalah manusia
biasa yang tak luput dari kesalahan Dan saya juga sangat mengharapkan saran dan
kritik dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Sekian penutup dari saya
semoga dapat diterima di hati dan saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar