BAB V
MANUSIA DAN KEINDAHAN
5.1
KEINDAHAN
·
Pengertian
Keindahan
Keindahan
berasal dari kata indah yang berarti bagus, cantik, elok dan molek.Keindahan
identik dengan kebenaran segala yang indah itu selalu mengandung
kebenaran. Walaupun kelihatanya indahtapi tidak mengandung kebenaran maka hal
itu pada prinsipnya tidak indah. Keindahan yang bersipatuniversal, yaitu
keindahan yang tak terikat oleh selera perorangan, waktu, tempat atau daerah
tertentu.
·
Perbedaan Antara Keindahan Sebagai Suatu Kualitas
Abstrak Dan Sebagai Sebuah Banda Tertantu Yang Indah :
Keindahan
sebagai suatu kualitas abstrak (Beauty as an abstract quality) menggambarkan
sesuatu yang kontemporer dan bersifat nonrealistic di mana sang pencipta karya
menggambarkan sesuatu yang tidak bisa dimengerti secara umum dan tidak sesuai
dengan realita. Keindahan sebagai kualitas abstrak menggambarkan suatu bentuk
dalam yang keindahan di mana keindahan tersebut bersifat eksklusif dan hanya
dapat dimengerti oleh orang yang menciptakan keindahan tersebut berdasarkan apa
yang dipahaminya.
Sedangkan keindahan sebagai sebuah benda
tertentu yang indah adalah keindahan yang memiliki konsep pemahaman dan nilai
yang berbeda dengan kualitas abstrak di mana benda yang dimaksud dalam hal ini
adalah sesuatu yang mewakili keindahan secara umum dan dapat dengan mudah
diterima maupun dipahami oleh masyarakat.
·
Keindahan
yang seluas-luasnya
Dalam
pembatasan filsafah kedua pengertian itu kadang-kadang dicampuradukkan saja.
Disamping itu terdapat pula perbedaan menurut luasnya pengertian, yakni :
a) keindahan dalam arti yang luas
b) keindahan dalam arti estetis murni
c) keindahan dalam arti terbatas dalam
hubungannya dengan penglihatan
Contoh Keindahan :
a. Batu Karang
Menurut
informasi yang penyusun peroleh,batu tersebut merupakan perbatasan antara
pantai dengan laut lepas. Menurut kepecayaan masyarakat sekitar,merupakan
tempat yang suci atau sacral.
b. Taman Bahari
Taman
bahari pangandaran, sangat indah karena memiliki keanekaragaman biota laut yang
mempesona. Dengan cara kita melihatnya dari atas sampai yang berlayar menuju ke
kawasan cagar alam pangandaran.
c. Patung Alam
Tempat
dari kejahuan sebelah selatan dekat dengan tebing bagian selatan nampak sebuah
batu besar yang berbentuk sebagai manusia. Kalau dilihat dari jarak jauh maka
akan terlihat seperti seorang yang sedang bersemedi, tapi kalu di dekati tidak
ubahnya batu biasa menonjol ke atas.
Konon
patung tersebut emang asalnya dari seorang yang bersemedi. Saking lamanya ia
bersemedi maka tubuhnya secara gaib berubah mengeras dan akhirnya manjadi batu
karena sampai saat ini di sekitar patung batu tersebut masih terjaga oleh para
pengawal Nyi blorong. Sampai sekarang ini tidak ada yang tau siapa yang
bersemedi tersebut.
·
Nilai Estetik
Nilai
Estetik timbul dari seberapa indah suatu objek yang di lihat oleh kita,Estetik
berasal dari kata Estetika yang berarti salah satu cabang dari filsafat.dan Estetika
adalah ilmu yang mempelajari tentang keindahan dari suatu objek yangindah.jadi Nilai Estetik sendiri mempunyai arti
nilai dari suatu keindahan yang kita rasakan setelah kita rasakan maka kita pun
akan menilai seberapa indah objek tersebut.
Nilai
Estetika biasa nya ada pada bidang/dunia seni,karna seni merupakan salah satu
dunia yang selalu menghadirkan keindahan dalam setiap kali kita merasakan
nya,pada seni Nilai Estetik sangat di butuhkan agar para seniman dapat
menyajikan keindahan ketika mereka menampilkan dan menyajikan kepada para penonton.dan juga
bisa di gunakan untuk layak atau tidak nya suatu seni untuk di pertontonkan ke
masyarakat.
Bidang
seni erat kaitan nya dengan nilai Estetik,sebagai contoh bidang pada seni yang
membutuhkan nilai Estetik yaitu bidang musik,di bidang musik sangat di butuhkan
keindahan agar keindahan dari musik yang di mainkan dan dengar oleh para
pendengar musik,ketika musik dimainkan barulah musik itu di nilai dan memiliki
nilai Estetik
·
Perbedaan Nilai Ekstrinsik Dan Nilai Intrinsik
Unsur intrinsik
adalah hal-hal atau informasi, refrensi atau bahan2 dasar yang terkandung dalam
sebuah karya hingga karya itu tercipta secara utuh. Unsur intrinsik dalam suatu
objek, bisa berupa apa saja yang membentuk objek tersebut. lawan dari intrinsik
adalah ekstrinsik. Yaitu, hal-hal atau informasi, refrensi atau materi dasar di
luar karya tersebut yang ikut mendukung terciptanya sebuah karya. Biasanya
unsur ekstrinsik ini berkaitan dengan gejolak atau situasi jaman yang
mempengaruhi si seniman dalam menciptakan karyanya itu.
Tapi di lihat dari sudut
pandang suatu objek dalam menilai keindahan nilai ekstrinsik dan intrinsik
memiliki perbedaan sebagai berikut. Nilai ekstrinsik adalah nilai-nilai yang
tidak dapat dinilai oleh panca indera, berkenaan aspek kejiwaan, filsafat atau
psikologi, serba noumena, transendental. Nilai ekstrinsik hanya bisa dirasai
oleh jiwa, intuisi dan naluri dengan pendekatan ilmu, filsafat, kebudayaan dan
sisi pribadi individu. Berbeda dengan nilai intrinsik yang lebih kepada
penilaian berdasarkan pada apa yang terlihat saja oleh mata dan imajinasi
seseorang, tanpa mempertimbangkan aspek lain. Dengan kata lain nilai intrinsik
adalah nilai-nilai yang berasal dari penilaian panca indera yang hanya
berdasarkan pada logika.
·
Pengertian Kontemplasi Dan Ekstansi
Kontemplasi adalah
dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah. Kontemplasi
adalah memandang jauh ke depan demi mendapatkan arah dan kemungkinan tindakan
lain (antisipasi) yang lebih bermakna. Ketika akan melakukan suatu aksi,
misalnya saja menyusuri sungai, atau mendaki gunung, dalam benak, kita sudah
melakukan gladi resik perjalanan. Kita membayangkan kemungkinan pengalaman yang
akan kita dapatkan ke depan. Membayangkan jalan-jalan yang akan dilalui,
rintangan-rintangan yang mungkin menghalangi dan memikirkan antisipasinya apa.
Kontemplasi itu berarti memberi perhatian penuh
pada sesuatu obyek. Sangat penting bagi manusia untuk memberikan kesempatan
kepada dirinya untuk berhenti, dan mengkonsentrasikan diri kepada setiap obyek.
Mengamatinya, tanpa memikirkannya, dan kemudian menemukan keindahan di dalamnya
yang akan membawa manusia pada rasa syukur yang besar kepada realitas
tertinggi. Tetapi, lebih penting lagi untuk mendisposisikan diri pada suatu
kecenderungan diri untuk selalu memiliki kesadaran mendalam akan suatu obyek.
Melihat dengan sungguh, merasa dengan sungguh. Lebih pada pemaksimalan daya
indera dan rasa, bukan pada pemikiran. Karena pemikiran manusia sudah dipenuhi
dengan hal-hal yang begitu banyak, bervariasi, penuh dengan ide-ide hasil dari
konstruksi kenyataan sosial, konformitas, serta program-program (yang
seringkali superficial) yang jika manusia hindari akan menimbulkan
ketakutan-ketakutan yang akhirnya membawa manusia kembali sibuk berkutat dengan
‘kepalanya’.
Ekstansi adalah
dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmati sesuatu yang
indah.Apabila kontemplasi dan ekstansi itu dihubungkan dengan kreativitas, maka
kontemplasi itu faktor pendorong untuk menciptakan keindahan, sedangkan
ekstansi merupakan faktor pendorong untuk merasakan, menikmati keindahan.
Karena derajat atau tingkat kontemplasi dan ekstansi itu berbeda-beda antara
setiap manusia, maka tanggapan terhadap keindahan karya seni juga berbeda-beda
sesuai dengan intuisi dari masingmasing individu.
·
RENUNGAN
·
Teori-teori dalam renungan
Renungan berasal dari kata renung; artinya
diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam.
Renungan adalah hasil merenung.Biasanya manusia akan merenung apabila ada
sesuatu atau musibah yang terjadi. Dalam merenung untuk menciptakan seni ada
beberapa teori antara lain : teori pengungkapan, teori metafisik dan teori
psikologis. Renungan adalah hasil dari merenung. Dalam merenung untuk
menciptakan seni ada beberapa teori, diantaranya :
1. Teori Pengungkapan
Dalil dari teori ini adalah ” Arts are in
expression of human feeling ” ( seni adalah merupakan ungkapan dari perasaan
manusia ).
2. Teori ekspresi
Yang paling terkenal adalah filsuf Italia
Benedeto Croce (1886-1952) dengan karyanya yang telah diterjemahkan dalam
bahasa Inggris ” Aesthetic as Science of Expression and General Lingusitic “.
Beliau menyatakan bahwa ” art is expression of impressions ” (seni adalah
ungkapan dari kesan-kesan). Expression sama dengan intuition. Dan intuisi
adalah pengetahuan intuitif yang diperoleh melalui penghayatan tentang hal-hal
individual yang menghasilkan gambaran angan-angan (images).
Menurut Leo Tolstoi kegiatan seni adalah
memunculkan dalam diri sendiri suatu perasaan yang seseorang telah mengalaminya
dan setelah memunculkan itu kemudian dengan perantaraan berbagai gerak, garis,
warna, suara, dan bentuk yang diungkapkan dalam kata-kata memindahkan perasaan
itu sehingga orang-orang mengalami perasaan yang sama.
3.Teori
Metafisik
Teori yang bersifat metafisis
merupakan salah satu teori yang tertua, yakni berasal dari Plato yang
karya-karya tulisannya sebagian membahas estetik filsafati, konsepsi keindahan
dan teori seni. Sesuai dengan metafisika Plato yang mendalilkan adanya dunia
ide pada taraf yang tertinggi sebagai realita ilahi. Pada tahap yang lebih
rendah terdapat realita duniawi yang merupakan cerminan semu yang mirip realita
ilahi itu.
Contoh : Plato mengemukakan ide ke-ranjangan yang abadi, asli indah dan
sempurna ciptaan Tuhan. Dan kemudian tukang kayu membuat ranjang dari kayu yang
merupakan ide tertinggi ke-ranjangan itu. Dan akhirnya seniman meniru ranjang
kayu itu dengan menggambarkannya ke dalam lukisan.
Dalam zaman modern suatu teori
seni lainnya yang bercorak metafisis dikemukakan oleh filsuf Arthur
Schopenhauer (1788-1860). Menurut beliau seni adalah suatu bentuk dari
pemahaman terhadap realita. Dan realita yang sejati adalah suatu keinginan
(will) yang sementara.
Dengan melalui perenungan semacam
ini lahirlah karya seni. Seniman besar adalah seseorang yang mampu dengan
perenungannya itu menembus segi-segi praktis dari benda-benda sekelilingnya dan
sampai pada maknanya yang dalam, yakni memahami ide-ide dibaliknya.
4.
Teori Psikologis
Suatu teori lain tentang sumber
seni ialah teori permainan yang dikembangkan oleh Freedrick Schiller
(1757-1805) dan Herbert Spencer (1820-1903). Menurut Schiller, asal mula seni
adalah dorongan batin untuk bermain-main (play impulse) yang ada dalam diri
seseorang. Seni semacam permainan yang menyeimbangkan segenap kemampuan mental
manusia berhubungan dengan adanya kelebihan energi yang harus dikeluarkan. Bagi
Spencer, permainan itu berperan untuk mencegah kemampuan-kemampuan mental
manusia menganggur dan kemudian menciut karena disia-siakan.
KESERASIAN
·
Teori-teori
Keserasian
Keserasian yaitu perpaduan antara dua objek entah itu
benda ataupun makhluk hidup yang berbeda namun berjalan dan bergerak ataupun
terlihat sangat indah sehingga banyak mata yang ingin melihat,karena perbedaan
nya yang mebuat objek tersebut menjadi Indah.Apabila di pisahkan maka tidak
akan terlihat indah.
Keserasian sendiri
berasal dari kata cocok,dan sesuai benar.Keserasian erat sangkut pautnya dengan
perpaduan.keserasian mempunya 2 teori yaitu:
1. Teori Objectif berpendapat
bahwa keindahan atau ciri-ciri yang menciptak nilai estetika adalah sifat
(kulitas) yang memang melekat dalam bentuk indah yang bersangkutan, terlepas
dari orang yang mengamatinya.Pendukung teori objectif adalah Plato, Hegel
2. Teori Subjectif menyatakan
bahwa ciri-ciri yang menciptakan keindahan suatu benda itu tidak ada, yang ada
hanya perasaan dalam diri sesorang yang mengamati suatu benda. Pendukung nya
adalah Henry Home, Earlof Shaffesburry
BAB VI
MANUSIA DAN PENDERITAAN
6.1
PENGERTIAN PENDERITAAN
·
Pengertian Keindahan
Penderitaan
berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra
artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan
sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan dapat berupa penderitaan lahir
atau batin atau lahir dan batin. Penderitaan termasuk realitas manusia dan
dunia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat, ada yang
ringan. Namun peranan individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas
penderitaan. Suatu pristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang
belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan
merupakan energi untuk bangkit kembali bagi seseorang, atau sebagai langkah
awal untuk mencpai kenikmatan dan kebahagiaan.
·
Contoh Penderitaan
Mengenai
penderitaan yang dapat memberikan hikmah, contoh yang gamblang dapat dapat
dicatat disini adalah tokoh-tokoh filsafat eksistensialisme. Misalnya
Kierkegaard (1813-1855), seorang filsuf Denmark, sebelum menjadi seorang filsuf
besar, masa kecilnya penuh penderitaan. Penderitaan yang menimpanya, selain
melankoli karena ayahnya yang pernah mengutuk Tuhan dan berbuat dosa melakukan
hubungan badan sebelum menikah dengan ibunya, juga kematian delapan orang
anggota keluarganya, termaksud ibunya, selama dua tahun berturut-turut.
Peristiwa ini menimbulkan penderitaan yang mendalam bagi Soren Kierkegaard, dan
ia menafsirkan peristiwa ini sebagai kutukan Tuhan akibat perbuatan ayahnya.
Keadaan demikian, sebelum Kierkegaard muncul sebagai filsuf, menyebabkan dia
mencari jalan membebaskan diri (kompensasi) dari cengkraman derita dengan jalan
mabuk-mabukan. Karena derita yang tak kunjung padam, Kierkegaard mencoba
mencari “hubungan” dengan Tuhannya, bersamaan dengan keterbukaan hati ayahnya
dari melankoli. Akhirnya ia menemukan dirinya sebagai seorang filsuf
eksistensial yang besar.( http://sanusiadam79.wordpress.com/2013/04/08/manusia-dan-penderitaan-2/)
6.2
SIKSAAN
·
Pengertian Siksaan
Siksaan atau penyiksaan (Bahasa Inggris: torture) digunakan untuk merujuk pada penciptaan
rasa sakit untuk menghancurkan kekerasan hati korban. Segala tindakan yang
menyebabkan penderitaan, baik secara fisik maupun psikologis, yang dengan sengaja dilakukkan
terhadap seseorang dengan tujuan intimidasi, balas dendam,
hukuman, sadisme, pemaksaan informasi, atau mendapatkan pengakuan palsu untuk propaganda atau tujuan politik dapat disebut
sebagai penyiksaan. Siksaan dapat digunakan sebagai suatu cara interogasi untuk
mendapatkan pengakuan. Siksaan juga dapat digunakan sebagai metode pemaksaan
atau sebagai alat untuk mengendalikan kelompok yang dianggap sebagai ancaman
bagi suatu pemerintah. Sepanjang sejarah, siksaan telah juga digunakan sebagai
cara untuk memaksakan pindah agama atau cuci otak politik.
Berbicara tentang siksaan, maka terbayang oleh kita tentang neraka, dosa dan
akhirnya firman Allah SWT. dalam kitab suci Al-Qur’an. Seperti kita maklumi di
dalam kita suci Al-Qur’an terdapat banyak sekali surat dan ayat yang membahas
tentang ini.
Dalam Al-Qur’an ini surat-surat lain banyak berisi jenis ancaman dan siksaan
bagi orang-orang musyrik, syirik, makan riba, dengki, memfitnah, mencuri, makan
harta anak yatim, dan sebagainya.
Berbicara
tentang siksaan terbayang di benak kita sesuatu yang sangat mengerikan bahkan mungkin
mendirikan bulu kuduk kita, siksaan itu berupa penyakit, siksaan hati, siksaan
badan oleh orang lain dan sebagainya. Siksaan manusia ini ternyata juga menimbulkan
kreativitas bagi yang pernah mengalami siksaan atau orang lain yang berjiwa
seni yang menyaksikan baik langsung ataupun tidak langsung.
·
Phobia
Phobia adalah rasa ketakutan yang berlebihan
pada sesuatu hal atau fenomena. Fobia bisa dikatakan dapat menghambat kehidupan
orang yang mengidapnya. Bagi sebagian orang, perasaan takut seorang pengidap
Fobia sulit dimengerti. Itu sebabnya, pengidap tersebut sering dijadikan bulan
bulanan oleh teman sekitarnya. Ada perbedaan "bahasa" antara pengamat
fobia dengan seorang pengidap fobia. Pengamat fobia menggunakan bahasa logika
sementara seorang pengidap fobia biasanya menggunakan bahasa rasa. Bagi
pengamat dirasa lucu jika seseorang berbadan besar, takut dengan hewan kecil
seperti kecoak atau tikus. Sementara di bayangan mental seorang pengidap fobia
subjek tersebut menjadi benda yang sangat besar, berwarna, sangat menjijikkan
ataupun menakutkan.
Kata “phobia” sendiri berasal dari istilah Yunani “phobos” yang
berarti lari (fight), takut dan panik (panic-fear), takut hebat (terror).
Istilah ini memang dipakai sejak zaman Hippocrates.
Walaupun ada
ratusan macam phobia tetapi pada dasarnya phobia-phobia tersebut merupakan
bagian dari 3 jenis phobia, yang menurut buku DSM-IV (Diagnostic and
Statistical Manual for Mental Disorder IV) ketiga jenis phobia itu
adalah:
·
1. Phobia sederhana
atau spesifik (Phobia
terhadap suatu obyek/keadaan tertentu) seperti pada binatang, tempat tertutup,
ketinggian, dan lain lain.
·
2. Phobia sosial (Phobia terhadap pemaparan situasi sosial) seperti takut
jadi pusat perhatian, orang seperti ini senang menghindari tempat-tempat ramai.
·
3. Phobia kompleks (Phobia terhadap tempat atau situasi ramai dan
terbuka misalnya di kendaraan umum/mall) orang seperti ini bisa saja takut
keluar rumah.
Phobia dapat disebabkan oleh berbagai macam hal. Pada umumnya
phobia disebabkan karena
pernah mengalami ketakutan yang hebat atau pengalaman pribadi yang disertai
perasaan malu atau bersalah yang semuanya kemudian ditekan kedalam alam bawah
sadar. Peristiwa traumatis di
masa kecil dianggap sebagai salah satu kemungkinan penyebab terjadinya phobia.(
http://catatanmingguanku.blogspot.com/2012/02/pengertian-macam-dan-cara-mengatasi.html)
·
3 Siksaan yang Sifatnya Psikis
Siksaan yang sifatnya
Psikis misalnya :
1.
Kebimbangan dialami oleh
seseorang bila ia pada suatu saat tidak dapatmenentukan pilihan mana yang akan
diambil. Misalnya pada suatu saat apakah seseorang yang bimbang itu pergi
atau tidak, siapakah kawannya yang akan pacar tetapnya. Akibat dari
kebimbangan seseorang berada dalam keadaan yang tidak menentu, sehingga ia
merasa tersiksa dalam hidupnya saat itu. Bagi orang yang lemah berpikirnya,
masalah kebimbangan akan lama dialami,sehingga siksaan itu berkepanjangan.
Tetapi bagi orang yang kuat berpikirnya ia akan cepat mengambil suatu keputuan,
sehingga kebimbangan akan cepat dapat diatasi.
2.
Kesepian dialami oleh seseorang
merupakan rasa sepi dalam dirinya atau jiwanya, walaupun ia dalam
lingkungan orang ramai, kesepian ini tidak boleh dicampur adukkan dengan
keadaan sepi seperti yang dialami oleh petapa atau biarawan yang
tinggalnya ditempat yang sepi. Tempat mereka memang sepi tetapi hati mereka
tidak sepi. Kesepian juga merupakan salah satu wujud dari siksaan yang dialami
seseorang. Seperti halnya kebimbangan, kesepian perlu cepat diatasi agar
seseorang jangan terus menerus merasakan penderitaan batin, sebagai homo
socius, seseorang perlu kawan, maka untuk mengalahkan rasa kesepian orang perlu
cepat macari kawan yang dapat diajak untuk berkomunikasi. Pada umumnya orang
yang dapat dijadikan kawan duka adalah orang yang dapat mengerti dan menghayati
kesepian yang dialami oleh sahabatnya itu, selain mencari kawan,
seseorang juga perlu mengisi waktunya dengan suatu kesibukan,khususnya yang
dapat bersifat fisik, sehingga rasa kesepian tidak memperoleh tempat dan waktu
dalam dirinya.
3.
Ketakutan merupakan bentuk lain
yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu
dibesar-besarkan yang tidak pada tempatnya, maka disebut sebagai phobia. Pada umumnya
orang memiliki satu atau lebih phobia ringan seperti takut pada tikus, ular,
serangga dan lain sebagainya. Tetapi pada sementara orang ketakutan itu
sedemikian hebatnya sehingga sangat mengganggu. Seperti pada kesepian,
ketakutan dapat juga timbul atau dialami seseorang walaupun lingkungannya
ramai, sebab ketakutan merupakan hal yang sifatnya psikis.
·
Penyebab Seseorang Merasa
Ketakutan
Banyak sebab yang menjadikan seseorang merasa ketakutan, antara
lain :
a. Claustrophobia dan
Agoraphobia.
Claustrophobia adalah rasa takut terhadap ruangan tertutup, sedangkan Agoraphobia adalah rasa takut yang
disebabkan seseorang berada di tempat terbuka
b. Gamang merupakan ketakutan bila seseorang di tampat yang tinggi.
Hal itu disebabkan karena ia takut akibat berada di tempat yang yang tinggi,
misalnya seseoarang harus melewati jermbatan yang sempit, sedangkan dibawahnya
air yang mengalir, atau seseoprang takut meniti dinding tembok dibawahnya.
c. Kegelapan merupakan suatu ketakutan seseorang bila ia berada di
tempatyang gelap. Sebab dalam pikirannya dalam kegelapan demikian akan
muncul sesuatu yang ditakuti, misalnya setan, pencuri, orang yang demikian
menghendaki agar ruangan tempat tidur selalu dinyalakan lampu yang terang .
d. Kesakitan merupakan ketakutan yang disebabkan oleh rasa sakit yang akan
dialami seseoarng yang takut diinjeksi, ia sudah berteriak-teriak sebelum jarum
injeksi ditusukkan kedalam tubuhnya,Hal itu disebabkan karena dalam pikirannya
semuanya akan menimbulkan kesakitan
e. Kegagalan merupakan dari seseorang disebabkan karena merasa bahwa
apa yang akan dijalankan mengalami kegagalan. Seseorang yang patah hati tidak
mudah untuk bercinta lagi, karena takut dalam percintaan berikutnya juga akan
terjadi kegagalan, trauma yang pernah dialaminya telah menjadikan dirinya
ketakutan kalau sampai terulang lagi.
6.3 KEKALUTAN MENTAL
·
Pengertian Kekalutan
Mental
Kekalutan mental merupakan suatu keadaan dimana jiwa seseorang
mengalami kekacauan dan kebingungan dalam dirinya sehingga ia merasa tidak
berdaya. Saat mendapat kekalutan mental berarti seseorang tersebut sedang
mengalami kejatuhan mental dan tidak tahu apa yang mesti dilakukan oleh orang
tersebut. Dengan mental yang jatuh tersebut tak jarang membuat orang yang
mengalami kejatuhan mental menjadi tak waras lagi atau gila. Karena itu orang
yang mengalami kejatuhan atau kekalutan mental seharusnya mendapat dukungan
moril dari orang-orang dekat di sekitarnya seperti orangtua, keluarga atau bahkan
teman-teman dekat atau teman-teman pergaulannya. Hal tersebut dibutuhkan agar
orang tersebut mendapat semangat lagi dalam hidup.
·
Gejala-gejala permulaan
pada orang yang mengalami kekalutan mental adalah sebagai berikut :
1. Jasmaninya sering merasakan pusing-pusing, sesak napas, demam
dan nyeri pada lambung.
2. Jiwanya sering menunjukkan rasa cemas, ketakutan, patah hati,
apatis, cemburu, dan mudah marah.
·
Tahap-tahap gangguan
kejiwaan adalah sebagai berikut :
1. Gangguan kejiwaan akan nampaak dalam gejala-gejala kehidupan
penderita, baik pada jasmani maupun rohaninya.
2. Usaha mempertahankan diri dilakukan dengan cara negatif
(escape mechanism), yaitu mundur atau lari (menghindarkan diri), sehingga cara
bertahan dirinya tentu salah. Hal ini akan berbeda apabila terjadi pada orang
yang tidak menderita gangguan kejiwaan, yang apabila menghadapi pesoalan justru
akan segera memecahkan persoalan sehingga tidak menekan perasannya. Jadi, bukan
melarikan diri dari persoalan, tetapi melawan atau memecahkan persoalan
(problem solving).
3. Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown), dan yang
bersangkutan mengalami disorder (tidak semestinya atau gangguan).
·
Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental dapat disebutkan
sebagai berikut :
1.
Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna.
Hal-hal tersebut sering menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri, yang
berangsur akan menyudutkan kedudukannya dan menghancurkan mentalnya. Hal ini
banyak terjadi pada orang-orang melankolis.
2.
Terjadinya konflik sosial-budaya akibat adanya norma yang berbeda antara yang
bersangkutan dan yang ada dalam masyarakat, sehingga ia tidak dapat
menyesuaikan diri lagi, misalnya orang dari pedesaaan yang telah mapan sulit
menerima keadaan baru yang jauh berbeda dari masa lalunya yang jaya.
3.
Cara pematangan bathin yang salah dengan memberikan reaksi berlebihan terhadap
kehidupan sosial; overacting sebagai overkompensasi dan tampak emosional.
Sebaliknya ada yang underacting sebagai rasa rendah diri yang lari ke alam
fantasi.
·
Proses-proses kekalutan mental yang dialami oleh sesorang
dapat mendorongnya ke arah berikut ini :
1. Positif, bila trauma (luka jiwa) yang
dialami seseorang akan dijawab secara baik sebagai usaha agar tetap survive
dalam hidup. Misalnya, melakukan shalat Tahajud bagi umat Islam waktu malam
hari untuk memperoleh ketenangan dan mencari jalan keluar untuk mengatasi
kesulitan yang dihadapi, atau melakuka kegiatan yang positif setelah kejatuhan
dalam kehidupan (Dalam pepatah dikatakan; Hendaknya jatuh tupai janganlah
sampai jatuh tapai!).
2. Negatif, bila trauma yang dialami tidak
dapat dihilangkan, sehingga yang bersangkutan mengalami frustrasi, yaitu
tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan. Bentuk frustrasi
yang dialami orang dewasa antara lain sebagai berikut :
Ø
Agresi,
serangan berupa kemarahan yang meluap akibat emosi yang tidak terkendalikan.
Secara fisik berakibat mudah terjadinya hipertensi (tekanan darah tinggi), atau
melakukan tindakan sadis yang dapat membahayakan orang sekitarnya.
Ø
Regresi, kembali pada pola
reaksi yang primitif atau kekanak-kanakan (infantil), misalnya dengan
menjerit-jerit, menangis sampai meraung-raung dan merusak barang-barang.
Ø
Fiksasi,
peletakan atau pembatasan pada satu pola yang sama (tetap), misalnya dengan
membisu, memukul-mukul dada sendiri dan membentur-benturkan kepala pada benda
keras.
Ø
Proyeksi,
usaha mendapatkan, melemparkan atau memproyeksikan sikap-sikap sendiri yang
negatif pada orang lain. Kata pepatah : awak yang tidak pandai menari,
dikatakan lantai yang terjungkat.
Ø
Indentifikasi,
menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam imajinasi, misalnya dalam
kecantikan, yang bersangkutan menyamakan dirinya dengan bintang film, atau
dalam soal harta kekayaan dengan pengusaha kaya yang sukses.
Ø
Narsisme,
self love yang berlebihan sehingga yang bersangkutan merasa dirinya lebih
superior dari pada orang lain.
Ø
Autisme,
gejala menutup diri secara total dari dunia riil, tidak ingin berkomunikasi
dengan orang luar, dan merasa tidak puas dengan fantasinya sendiri yang dapat
menjurus pada sifat yang sinting.( http://sayidatul.blogspot.com/2013/04/kekalutan-mental.html)
6.4
PENDERITAAN DAN PERJUANGAN
Setiap manusia yang ada di dunia ini pasti akan
mengalami penderitaan, baik yang berat maupun yang ringan. Penderitaan adalah
bagiuan kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Karena tergantung kepada
manusia itu sendiri bisa menyelesaikan masalah itu semaksimal munkgin apa
tidak. Manusia dalah makhluk berbudaya, dengan budaya itulah ia berusdaha
mengatasi penderitaan yang mengancam hidupnya atau yang dialaminya. Hal ini
bisa mebuat manusia kkreatif, baik bagi penderita sendiri maupun bagi orang
lain yang melihat atau berada di sekitarnya.
Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya
sudah menjadi konsekuensi manusia hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan
hanya untuk bahagia, tetapi juga harus merasakan penderitaan. Manusia juga
harus optimis tiap mengalami penderitaan tersebut. Katena penderitaan
sebagaimana halnya hanya sebagai ujian dari yang Maha Kuasa.
Pembebasan dari penderitaan pada hakekatnya untuk
meneruskan kelangsungan hidup. Caranya manusia terssebut harus berjuang
menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar, dengan
waspada dan disertai doa kepada Tuhan supaya kita bisa terhindar dari
segala bahaya dan malapetaka. Manusia hanya berencana tetapi Tuhan juga yang
menentukan. Kelalaian manusia bisa menjadi sumber dari segala penderitaan
tersebut. Penderitaan yang terjadi selasin dialami sendiri ole orang yang
bersangkutan, tetpi juga bisa dialamai oleh orang lain. Penderitaan juga bisa
terjadi akibat kelalaian orang lain atau penderitaan orang lain.( http://reshairnia.blogspot.com/2011/06/hubungan-penderitaan-dan-perjuangan.html)
6.5 PENDERITAAN, MEDIA MASSA, DAN SENIMAN
Penderitaan termasuk realitas manusia
dan dunia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat, ada yang
ringan. Namun peranan individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas
penderitaan. Suatu pristiwa yang
dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi
orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit kembali
bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencpai kenikmatan dan
kebahagiaan.
Dalam dunia modern sekarang ini
kemungkinan terjadi penderitaan itu lebih besar. Hal ini telah dibuktikan oleh
kemajuan teknologi dan sebagainya mensejahterakan manusia dan senjata, peluru
kendali, pabrik bahan kimia merupakan sumber peluang terjadinya penderitaan
manusia.
Beberapa sebab lain yang menimbulkan
penderitaan manusia ialah, kecelakaan, bencana alam, bencana perang dal lain –
lain. Contoh : tenggelamnya kapal tampomas dua diperairan malasembo, jatuhnya
pesawat Hercules yang mengangkut para perwira muda di Condet, meletusnya gunung
galunggung dan perak irak dan iran.
Berita mengenai penderitaan silih
berganti mengisi lembaran Koran, berita di televise, pesawat radio, dengan
maksud supaya orang yang yang menyaksikan ikut merasakan dari jauh penderitaan
manusia. Nyatanya tidak sedikit bantuan yang datang dari dermawan dan
sukarelawan berupa material dan tenaga untuk meringankan dan menyelamatkan
mereka dari musibah ini.
Media masa merupakan alat yang paling
tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa – peristiwa penderitaan manusia secara
cepat kepada masyarakat. Dengan demikian masyarakat dapat segera menilai untuk
menentukan sikap antara sesame manusia terutama bagi yang merasa simpati.
Tetapi tidak kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman melalui
karya seni, sehingga para pembaca, penontonnya dapat menghayati penderitaan
sekaligus keindahan karya seni. Contoh bagaimana penderitaan seorang istri yang
bernama Manohara akibat kekerasan rumah tangga yang di filmkan dengan judul
“Manohara”
Salah satu contoh yang dialami oleh
media massa adalah, pemukulan. Hal ini diakibatkan oleh sang artis yang tidak
ingin hal buruknya diungkap dimedia massa. Tidak sedikit kerugian yang dialami
oleh pejuang wartawan kita. Kerusakan kamera, hingga penderitaan fisik yang
mereka alami. Untuk itu kepolisian mengadakan undang-undang untuk pers. Guna
untuk mengantisipasi keadaan tersebut
Seniman adalah istilah subyektif yang
merujuk kepada seseorang yang kreatif, atau inovatif, atau mahir dalam bidang
seni. Penggunaan yang paling kerap adalah untuk menyebut orang-orang yang
menciptakan karya seni, seperti lukisan, patung, seni perang, seni tarik,
sastra, film dan musik. Seniman menggunakan imajinasi dan bakatnya untuk
menciptakan karya dengan nilai estetik. Ahli sejarah seni dan kritikus seni
mendefinisikan seniman sebagai seseorang yang menghasilkan seni dalam
batas-batas yang diakui.(http://ade-firdiyantoro.blogspot.com/2011/05/hubungan-penderitaan-media-massa-dan.html)
6.6
PENDERITAAN DAN
SEBAB-SEBABNYA
Apabila kita kelompokkan secara sederhana berdasarkan
sebab – sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat diperinci
sebagai berikut :
·
Penderitaan yang timbul karena
perbuatan buruk manusia
Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi
dalam hubungan sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya.
Penderitaan yang terkadang disebut nasib buruk ini dapat diperbaiki bila
manusia itu mau berusaha untuk memperbaikinya.
·
Penderitaan yang timbul karen
penyakit, siksaan / azab Tuhan
Penderitaan manusia dapat juga terjadi akibat penyakit atau siksaan / azab
Tuhan. Namun kesabaran, tawakal dan optimisme merupakan usaha manusia untuk
mengatasi penderitaan itu.
6.7
PENGARUH PENDERITAAN
Ø Pengaruh yang akan terjadi pada seseorang
jika mengalami penderitaan
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh
pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa
sikap positif ataupun sikap negatif.
A.
Sikap
negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa,
ingin bunuh diri. Sikap ini di ungkapkan dalam pribahasa “Sesal dahulu
pendapatan, sesal kemudian tak berguna”, “Nasi sudah menjadi bubur”. Kelanjutan
dari sikap negatif ini dapat timbul sikap anti, misalnya anti kawin atau tidak
mau kawin, tidak punya gairah hidup.
B.
Sikap
positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup
bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari
penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan. Sikap
positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan mungkin timbul sikap
keras atau sikap anti, misalnya anti kawin paksa, ia berjuang menentang kawin
paksa, anti ibu tiri, ia berjuang melawan sikap ibu tiri, anti kekerasan, ia
beruang menentang kekerasan, dan lain – lain.
Apabila
sikap negatif dan sikap positif ini dikomunikasikan oleh para seniman kepada
para pembaca, penonton, maka para pembaca, para penonton akan memberikan
penilaiannya. Penilaian itu dapat berupa kemauan untuk mengadakan perubahan
nilai – nilai kehidupan dalam masyarakat dengan tujuan perbaikan keadaan.
Keadaan yang sudah tidak sesuai ditinggalkan dan diganti dengan keadaan yang
lebih sesuai. Keadaan yang berupa hambatan harus disingkirkan. ((http://mutialiaagustin.wordpress.com/2013/01/01/manusia-dan-penderitaan/)
BAB VII
MANUSIA DAN KEADILAN
7.1
PENGERTIAN KEADILAN
Ø
Pengertian Keadilan
Keadilan
adalah cerminan dari suatu kebijaksanaan yang memberikan kebenaran, ketegasan
dan suatu jalan tengah dari berbagai persoalan yang tidak memihak kepada
siapapun. Dan bagi orang yang dapat berbuat adi, maka dial merupakan orang yang
bijaksana.
Ø Makna Keadilan
Keadilan
dapat diartikan sebagai suatu tindakan yang tidak berdasarkan
kesewenang-wenangan. Keadilan juga dapat diartikan sebagai suatu tindakan yang
didasarkan norma-norma, baik norma agama maupun hukum. Keadilan ditunjukkan
melalui sikap dan perbuatan yang tidak berat sebelah dan memberi sesuatu kepada
orang lain yang menjadi haknya.
Keadilan berasal dari bahasa Arab adil yang artinya tengah.
Keadilan berarti menempatkan sesuatu di tengah-tengah, tidak berat sebelah atau
dengan kata lain keadilan berarti menempatkan sesuatu pada tempatnya.
Berikut ini beberapa pendapat pengertian mengenai keadilan :
Ø
W.J.S. Poerdaminto, keadilan berarti tidak berat sebelah,
sepatutunya, tidak sewenang-wenang. Jadi, dalam pengertian adil termasuk di
dalamnya tidak terdapat kesewenang-wenangan. Orang yang bertindak
sewenang-wenang berarti bertindak tidak adil.
Ø
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), keadilan berarti (sifat perbuatan, perlakuan)
yang adil. Keadilan berarti perilaku atau perbuatan yang dalam pelaksanaannya
memberikan kepada pihak lain sesuatu yang semestinya harus diterima oleh pihak
lain.
Ø
Frans Magnis Suseno dalam bukunya Etika Politik menyatakan
bahwa keadilan sebagai suatu keadaan di mana orang dalam situasi yang sama
diperlakukan secara sama.
Ø
Contoh Keadilan
Keadilan Komutatif
Adalah keadilan yang memberikan kepada setiap orang sama
banyaknya, tanpa mengingat berapa besar jasa-jasa yang telah diberikan (dari
kata commute = mengganti, menukarkan, memindahkan).Keadilan ini bertujuan memelihara ketertiban
masyarakat dan kesejahteraan umum. Bagi Aristoteles pengertian keadilan itu
merupakan asas pertalian dan ketertiban dalam masyarakat. Semua tindakan yang
bercorak ujung ekstrim menjadikan ketidak adilan dan akan merusak atau bahkan
menghancurkan pertalian dalam masyarakat.
Contoh : Dr.Sukartono dipanggil seorang pasien, Yanti
namanya, sebagai seorang dokter ia menjalankan tugasnya dengan baik. Sebaliknya
Yanti menanggapi lebih baik lagi. Akibatnya, hubungan mereka berubah dari
dokter dan pasien menjadi dua insan lain jenis saling mencintai. Bila dr.
sukartono belum berkeluarga mungkin keadaan akan baik saja, ada keadilan komutatif.
Akan tetapi karena dr. sukartono sudah berkeluarga, hubungan itu merusak
situasi rumah tangga, bahkan akan menghancurkan rumah tangga. Karena dr.
Sukartono melalaikan kewajibannya sebagai suami, sedangkan Yanti merusak rumah
tangga dr. Sukartono.
7.2 KEADILAN SOSIAL
Ø Sila dalam pancasila yang ada hubungannya dengan
keadilan social
Bung Hatta
dalam uraiannya mengenai sila “keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia”
menulis sebagai berikut “keadilan social adalah langkah yang menentukan untuk
melaksanakan Indonesia yang adil dan makmur.” Selanjutnya diuraikan bahwa para
pemimpin Indonesia yang menyusun UUD 45 percaya bahwa cita-cita keadilan social
dalam bidang ekonomi adalah dapat mencapai kemakmuran yang merata.
Langkah-langkah menuju kemakmuran yang merata diuraikan secara terperinci :
Panitia
ad-hoc majelis permusyawaratan rakyat sementara 1966 memberikan perumusan:
“sila keadilan social mengandung prinsip bahwa setiap orang Indonesia akan
mendapat perlakuan yang adil dalam bidang hokum, politik, ekonomi dan
kebudayaan.”
Dalam ketetapan MPR RI No.II/MPR/1978 tentang pedoman penghayatan dan
pengalaman pancasila (ekaprasetia pancakarsa) sicantumkan ketentuan sebagai
berikut:
“dengan sila keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia manusia Indonesia
menyadari hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan social dalam
kehidupan masyarakat Indonesia.”
Selanjutnya
untuk mewujudkan keadilan sosial itu, diperinci perbuatan dan sikap yang perlu
dipupuk, yakni:
1) perbuatan
luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
2) Sikap adil terhaclap sesama. rnenjaaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
serta menghormati hak-hak orang lain.
3) sikap suka memberi pertolongan kepada orang yang memerlukan
4) sikap suka bekerja keras
5) sikap menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat untuk mencapai
kemajuan dan kesejahleraan bersama
Ø 5 wujud keadilan sosial yang diperinci dalam
perbuatan dan sikap
untuk mewujudkan keadilan sosial tersebut, diperinci perbuatan dan sikap
yang perlu dipupuk, yaitu :
1.
Perbuatan luhur yang mencerminkan sikap
dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
2.
Sikap adil terhadap sesama, menjaga
keseimbangan antara hak dan kewajiban serta menghormati hak-hak orang lain.
3.
Sikap suka memberikan pertolongan kepada
orang yang memerlukan.
4.
Sikap suka bekerja keras.
5.
Sikap menghargai hasil karya orang lain
yang bermanfaat untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan bersama.
Ø 8 jalur pemerataan yang merupakan asas
keadilan social
Asas yang menuju dan terciptanya keadilan sosial itu akan
dituangkan ke dalam berbagai langkah dan kegiatan, antara lain melalui 8 jalur
pemerataan, yaitu :
1. Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat
banyak, khususnya pangan, sandang dan perumahan.
2. Pemerataan memperoleh pendidikan dan
pelayanan kesehatan.
3. Pemerataan pembagian pendapatan
4. Pemerataan kesempatan kerja.
5. Pemerataan kesempatan berusaha.
6. Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan,
7. Pemerataan penyebaran pembangunan di seluruh tanah air.
8. Pemerataan kesempatan memperoleh keadilan.
7.3 BERBAGAI MACAM KEADILAN
Ada
Berbagai macam keadilan yang didefinisikan berlainan antara lain :
A.
Keadilan Legal atau Keadilan Moral
Plato berpendapat bahwa
keadilan clan hukum merupakan substansi rohani umum dan masyarakat yang membuat
clan menjaga kesatuannya. Dalam suatu masyarakat yang adil setiap orang
menjalankan pekerjaan yang menurut sifat dasarnya paling cocok baginya (Tha man
behind the gun). Pendapat Plato itu disebut keadilan moral, sedangkan, Sunoto
menyebutnya keadilan legal.
Keadilan timbul karena
penyatuan dan penyesuaian untuk memberi tempat yang selaras kepada
bagian-bagian yang membentuk suatu masyarakat. Keadilan terwujud dalam
masyarakt bilamana setiap anggota masyarakat melakukan fungsinya secara balk menurut
kemampuannya. Fungsi penguasa ialah membagi-bagikan fungsi-fungsi dalam negara
kepada masing-masing orang sesuai dengan keserasian itu. Setiap orang tidak
mencampuri tugas dan urusan yang tidak cocok baginya.
Ketidakadilan terjadi apabila
ada campur tangan terhadap pihak lain yang melaksanakan tugas-tugas yang
selaras sebab hal itu akan menciptakan pertentangan dan ketidakserasian.
Misalnya, seorang pengurus kesehatan mencampuri urusan pendidikan, atau seorang
petugas pertanian mencampuri urusan petugas kehutanan. Bila itu dilakukan maka
akan terjadi kekacauan.
B. Keadilan Distributif
Aristoles berpendapat bahwa
keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal yang sama diperlakukan secara sama
dan hal-hal yang tidak sama secara tidak sama (justice is done when equals are
treated equally). Sebagai contoh, Budi bekerja selama 30 hari sedangkan Doni
bekerja 15 hari. Pada waktu diberikan hadiah harus dibedakan antara Ali dan
Budi, yaitu perbedaan sesuai dengan lamanya bekerja. Andaikata Budi menerima Rp.100.000,- maka Doni harus menerima. Rp 50.000.
Akan tetapi bila besar hadiah Ali dan Budi sama, justru hal tersebut tidak adil
dan melenceng dari asas keadilan.
C. Keadilan Komutatif
Keadilan ini bertujuan
memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum. Bagi Aristoteles
pengertian keadilan itu merupakan asas pertalian dan ketertiban dalam
masyarakat. Semua tindakan yang bercorak ujung ekstrim menjadikan ketidakadilan
dan akan merusak atau bahkan menghancurkan pertalian dalam masyarakat.(https://aditiodoank.wordpress.com/2011/04/03/macam-macam-kea)
7.4
KEJUJURAN
Ø
Pengertian
Kejujuran
Kejujuran
atau jujur artinya apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati nuraninya
apa yang dikatakannya sesuai dengan kenyataan yang ada. Sedang kenyataan yang
ada itu adalah kenyataan yang benar-benar ada. Jujur juga berarti seseorang
bersih hatinya dari perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh agama dan hukum.
Untuk itu dituntut satu kata dan perbuatan, yang berarti bahwa apa yang
dikatakan haruis sama dengan perbuatannya. Karena itu jujur berarti juga
menepati janji atau kesanggupan yang terlampir malalui kata-kata atau
perbuatan.
Kejujuran
bersangkut erat dengan masalah nurani. Menurut.Alamsyah dalam bukunya Budi
Nurani. filsafat berfikir. yang disebut nurani adalah sebuah wadah yang ada
dalam perasaan manusia. Wadah ini menyimpan suatu getaran kejujuran. ketulusan
dalam meneropong kebenaran lokal maupun kebenaran Iliahi.
(M.Alanisyah.1986:83). Nurani yang diperkembangkan dapat menjadi budi nurani
yang merupakan wadah yang menyimpan keyakinan. Jadi getaran kejujuran ataupun
ketulusan dapat ditingkatkan menjadi suatu keyakinan, dan atas diri
keyakinannya maka seseorang diketahui kepribadiannya. Orang yang memiliki
ketulusan tinggi akan memiliki keyakinan yang matang. sebabnya orang yang
hatinya tidak bersih dan mau berpikir curang. memiliki keprihadian yang buruk
dan rendah dan sering. tidak yakin pada dirinya. Karena apa yang ada dalam
nuraninya banyak dipengaruhi oleh pemikirannya yang kadang-kadang justru bertentangan.
Ø
Hakekat
Kejujuran
Hakekat Jujur
adalah, selarasnya khabar dengan realita, baik berupa perkataan atau perbuatan.
sedangkan menurut KBBI Jujur jika diartikan secara baku adalah "mengakui,
berkata atau memberikan suatu informasi yang sesuai kenyataan dan
kebenaran". Dalam praktek dan penerapannya, secara hukum tingkat kejujuran
seseorang biasanya dinilai dari ketepatan pengakuan atau apa yang dibicarakan
seseorang dengan kebenaran dan kenyataan yang terjadi. Bila berpatokan pada
arti kata yang baku dan harafiah maka jika seseorang berkata tidak sesuai
dengan kebenaran dan kenyataan atau tidak mengakui suatu hal sesuai yang
sebenarnya, orang tersebut sudah dapat dianggap atau dinilai tidak jujur,
menipu, mungkir, berbohong, munafik atau lainnya.
Seorang muslim
memandang kejujuran bukan sekedar akhlak yang utama saja yang wajib dilakukan
tanpa lainnya,akan tetapi ia memandangnya lebih jauh daripada itu, ia
berpendapat bahwa kejujuran adalah penyempurna imannya, penyempurna islamnya,
sebab Allah k yang memerintahkan demikian, seraya memuji hamba yang menyandang
sifat ini. Sebagaimana Rasulullah `menganjurkan dan mengajak kepadanya. Allah
berfirman di dalam memerintahkan kejujuran :
”Hai orang-orang
yang beriman,bertaqwalah kepada Allah,dan hendaklah kamu bersama orang-orang
yang benar.”(At Taubah 119).
Dia memuji orang-orang yang
bersifat jujur,”Orang-orang yang membuktikan janjinya kepada Allah.”(Al Ahzab
23).”Orang laki-laki yang jujur dan perempuan yang jujur.”(Al ahzab 35),”Dan
orang-orang yang membawa kebenaran (muhammad) dan membenarkannya, mereka itulah
orang-orang yang bertaqwa.”(Az Zumar 33).
7.5
KECURANGAN
Ø
Pengertian
Kecurangan
Kecurangan atau curang identik dengan
ketidakjujuran atau tidak jujur, dan sama pula dengan licik, meskipun tidak
serupa benar. Sudah tentu kecurangan sebagai lawan jujur.
Curang atau kecurangan artinya apa yang
diinginkan tidak sesuai dengan hati nuraninya. Atau, orang itu memang dari
hatinya sudah berniat curang dengan maksud memperoleh keuntungan tanpa berntenaga dan usaha
? Sudah tentu keuntungan itu diperoleh dengan tidak wajar. Yang dimaksud dengan
keuntungan disini adalah keuntungan yang berupa materi. Merea yang berbuat
curang menganggap akan mendatangkan kesenangan atau keenakan, meskipun orang
lain menderita karenanya.
Kecurangan
menyebabkan manusia menjadi serakah, tamak, ingin menimbun kekayaan yang
berlebihan dengan tujuan agar dianggap sebagai orang yang paling hebat, paling
kaya dan senang bila masyarakat di sekelilingnya hidup menderita. Orang seperti
itu biasanya tidak senang bila ada yang melebihi kekayaannya. Padahal agama
apapun tidak membenarkan orang mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya tanpa
menghiraukan orang lain, lebih lagi mengumpulkan harta dengan jalan curang. Hal
semacam itu dalam istilah agama tidak diridhoi Tuhan.
Ø Sebab seseorang melakukan kecurangan
Bermacam-macam
sebab orang melakukan kecurangan. Ditinjau dari hubungan manusia dengan alam
sekitarnya, ada 4 aspek yaitu :
1. Aspek ekonomi
2. Aspek kebudayaan
3. Aspek peradaban
4. Aspek teknik.
7.6. Perhitungan (HISAB) dan pembalasan
Ø Macam-macam perhitungan dan pembalasan
Pembalasan ialah suatu reaksi atas perbuatan orang
lain. Reaksi itu dapat berupa
perbuatan yang serupa,
perbuatan yang seimbang, tingkah laku yang serupa, dan tingkah laku yang
seimbang. Pembalasan Frontal dengan melakukan serangan langsung seperti
kata-kata kasar bahkan perlawanan fisik Perhitungan di muka hukum dengan
menaaati peraturan bersaing dimuka hukum antara yang dilaporkan dan pihak
pelapor.
7.7
PEMULIHAN
NAMA BAIK
Ø PENGERTIAN
NAMA BAIK
Nama baik adalah tujuan orang hidup. Nama baik adalah nama
yang tidak tercela. Setiap orang menjaga dengan hati-hati agar namanya tetap
baik. Lebih-lebih jika ia menjadi teladan bagi orang / tetangga disekitarnya adalah
suatu kebanggaan batin yang tak ternilai harganya.
Ada pribahasa berbunyi “Dari pada berputih mata lebih baik berputih tulang”
artinya orang lebih baik mati dari pada malu. Betapa besar nilai baik itu
sehingga nyawa menjadi taruhannya. Penjagaan nama baik erat hubungannya dengan
tingkah laku atau perbuatan. Atau boleh dikatakan nama baik atau tidak baik
adalah tingkah laku atau perbuatannya. Yang dimaksud dengan tingkah laku dan
perbuatannya itu, antara lain cara berbahasa, bergaul, sopan santun, disiplin
pribadi, cara menghadapi orang, perbuatan-perbuatan yang dihalalkan agama dan
lain sebagainya.
Tingkah laku atau perbuatan yang baik dengan nama baik itu
pada hakekatnya sesuai dengan kodrat manusia, yaitu:
Ø Manusia menurut sifat
dasarnya adalah makhluk moral
Ø Ada aturan-aturan yang
berdiri sendiri yang harus dipatuhi manusia untuk mewujudkan dirinya sendiri
sebagai pelaku moral tersebut.
·
Hakekat pemulihan nama baik
Pada hakekatnya, pemulihan nama baik adalah kesadaran
manusia akan segala kesalahannya, bahwa apa yang diperbuatnya yidak sesuai
dengan ukuran moral atau tidak sesuai dengan ahlak. Ahlak berasal dari bahasa
Arab akhlaq bentuk jamak dari khuluq dan dari akar kata ahlaq yang berarti
penciptaan. Oleh karena itu, tingkah laku dan perbuatan manusia harus
disesuaikan dengan penciptanya sebagai manusia. Untuk itu, orang harus
bertingkah laku dan berbuat sesuai dengan ahlak yang baik.( http://immnar.blogspot.com/2012/06/kecurangan-3.html)
7.8
PEMBALASAN
·
Pengertian Pembalasan
Pembalasan ialah suatu reaksi atas perbuatan orang
lain, reaksi itu dapat berupa perbuatan yang serupa, perbuatan yang seimbang,
tingkah laku yang serupa, tingkah laku yang seimbang. Dalam Al-Qur’an terdapat
ayat-ayat yang menyatakan bahwa Tuhan mengadakan pembalasan. Bagi yang bertaqwa
kepada Tuhan diberikan pembalasan dan bagi yang mengingkari pentah Tuhan pun
diberikan pembalasan dan pembalasan yang diberikanpun pembalasan yang seimbang,
yaitu siksaan dineraka.
·
Penyebab Pembalasan
Pembalasan disebabkan oleh adanya pergaulan. Pergaulan
yang bersahabat mendapat balasan yang bersahabat. Sebaliknya, pergaulan yang
penuh kecurigaan mennimbulkan balasan yang tidak bersahabat pula.
Pada dasarnya, manusia adalah makhluk moral dan
sosial. Dalam bergaul, manusia harus mematuhi norma-norma untuk mewujudkan
moral itu. Bila manusia berbuat amoral, lingkunganlah yang menyebabkannya.
Perbuatan amoral pada hakekatnya adalah perbuatan yang melanggar atau memperkosa
hak dan kewajiban manusia lain.
·
Contoh Pembalasan
Sesorang pengedar dan
pemakai Narkoba, jika ia tertangkap oleh pikah yang berwajib (polisi), maka ia
akan mendapatkan hukuman atau sanksi yang setimpal dengan apa yang ia perbuat.(
http://immnar.blogspot.com/2012/06/kecurangan-3.html)